Waspada! Jebakan FOMO dalam Investasi Bisa Bikin Dompet Kering!

Waspada! Jebakan FOMO dalam Investasi Bisa Bikin Dompet Kering!

Haluannews Ekonomi – Gejolak ekonomi global, terutama imbas perang dagang AS-China, membuat pasar investasi Indonesia bergejolak. Kondisi ini memicu fenomena Fear Of Missing Out (FOMO) di kalangan investor ritel. Mereka kalang kabut memburu aset "aman" seperti emas, sementara pasar saham mengalami koreksi. Hal ini tentu saja berisiko besar bagi portofolio investasi.

COLLABMEDIANET

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa waktu terakhir menjadi contoh nyata. Setelah periode penurunan, IHSG sempat menguat, didorong oleh saham-saham perbankan dan konglomerat. Namun, sentimen negatif masih membayangi. Di sinilah jebakan FOMO mengintai. Investor rawan tergoda membeli saham hanya karena tren positif sementara, tanpa analisis mendalam.

Waspada! Jebakan FOMO dalam Investasi Bisa Bikin Dompet Kering!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Lo Kheng Hong, investor kawakan yang sering disebut "Warren Buffett"-nya Indonesia, justru melihat situasi ini sebagai peluang. Ia menilai penurunan IHSG sebagai momentum untuk berinvestasi, terutama pada saham perusahaan berkinerja baik yang harganya sedang turun. "Hari ini sedang hujan emas di BEI," ujarnya kepada Haluannews.id. Ia menekankan pentingnya membeli saham di saat kondisi pasar kurang baik (buy in bad times) dan menghindari keputusan investasi berdasarkan rekomendasi orang lain, termasuk influencer.

Namun, bagaimana mengendalikan FOMO? Kuncinya adalah memahami profil risiko dan gaya investasi diri sendiri. Dengan begitu, investor dapat tetap berpegang pada analisisnya sendiri dan tidak mudah terpengaruh "bisikan" dari luar. Sadarilah bahwa harga saham fluktuatif, dan penurunan harga adalah hal yang wajar. Lakukan analisis mendalam sebelum membeli saham, dan jangan terburu-buru mengambil keputusan. Ingat, kerugian investasi hanya ditanggung sendiri.

Kesimpulannya, FOMO dalam investasi sangat berbahaya. Kehati-hatian dan analisis yang matang jauh lebih penting daripada ikut-ikutan tren. Jangan sampai keinginan untuk tidak ketinggalan keuntungan justru membuat dompet Anda menipis.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar