Waspada! FOMO Ancam Kelas Menengah Indonesia

Waspada! FOMO Ancam Kelas Menengah Indonesia

Haluannews Ekonomi – Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan tren tengah mengancam kelas menengah Indonesia. Bukan sekadar soal belanja berlebihan, FOMO berpotensi mendorong penurunan kelas sosial dan memperparah kondisi ekonomi nasional. Bayangkan, antrean panjang demi mendapatkan boneka seharga jutaan rupiah di tengah gejolak ekonomi saat ini, menjadi gambaran nyata dampak FOMO.

COLLABMEDIANET

Pelemahan daya beli kelas menengah menjadi perhatian serius. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah kelas menengah dari 21,45% pada 2019 menjadi 17,44% pada 2024. Kondisi ini diperparah dengan peningkatan jumlah kelompok rentan miskin dari 54,97 juta orang (2019) menjadi 67,69 juta orang (2024), menurut data BPS. Resesi ekonomi global pun semakin mengancam dengan melemahnya daya beli ini.

Waspada! FOMO Ancam Kelas Menengah Indonesia
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Laporan Pusat Riset Kependudukan BRIN (2024) menyebut FOMO sebagai salah satu faktor penyebab penurunan kelas menengah. Mereka terjerembab ke dalam kategori "calon kelas menengah" atau aspiring middle class, berada di antara kelas menengah dan rentan miskin.

"FOMO membuat masyarakat kelas menengah gemar menghabiskan uang untuk kebutuhan non-primer demi gaya hidup," jelas Sonyaruri Satiti, Peneliti Bidang Kependudukan di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, seperti dikutip dari The Conversation. Data BPS menunjukkan peningkatan pengeluaran kelas menengah untuk hiburan dan pakaian dalam satu dekade terakhir.

Sonyaruri menambahkan bahwa FOMO bukan hal baru, namun media sosial memperparah kondisinya. Jika dulu FOMO dipicu iklan di media konvensional, kini media sosial menjadi pemicu utama. Budaya konsumtif, kecepatan perubahan tren, dan psikologi individu juga berperan.

Lalu bagaimana mengatasinya? Patrick McGinnis dalam bukunya, Fear of Missing Out, menyarankan membatasi penggunaan media sosial, menerima kenyataan bahwa tidak semua peluang perlu diambil, dan berani menolak hal-hal yang tidak sesuai tujuan hidup. Membuat keputusan yang efektif dan percaya diri tanpa rasa takut kehilangan adalah kunci.

Kesimpulannya, FOMO bukan sekadar tren, tetapi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan kelas menengah Indonesia. Waspadalah!

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar