Haluannews Ekonomi – Tupperware, merek wadah plastik ikonik yang telah menghiasi dapur Indonesia selama 33 tahun, resmi menutup operasionalnya di Tanah Air sejak 31 Januari 2025. Pengumuman ini disampaikan melalui akun Instagram resmi Tupperware Indonesia, Minggu (13/4/2025), menandai berakhirnya era penjualan unik yang dikenal sebagai "Tupperware Home Party". Keputusan ini merupakan bagian dari strategi global perusahaan. Namun, di balik pamitnya Tupperware, tersimpan kisah sukses dan tragedi seorang perempuan yang berperan besar dalam membangun kerajaan bisnis ini.

Related Post
Model bisnis Tupperware yang unik, yakni Tupperware Home Party, berawal dari ide cemerlang Brownie Wise. Berbeda dengan penjualan konvensional, Tupperware memanfaatkan pesta rumahan sebagai media promosi dan penjualan. Konsultan Tupperware mengadakan acara di rumah tuan rumah, mengajak teman dan tetangga untuk melihat produk. Tuan rumah pun mendapatkan produk gratis bergantung pada jumlah penjualan yang dihasilkan. Strategi ini terbukti ampuh mendongkrak penjualan.

Jauh sebelum Brownie Wise, Tupperware didirikan oleh Earl Tupper, seorang ahli kimia, 77 tahun silam. Namun, produknya yang inovatif – wadah plastik kuat dan ringan – kurang diminati hingga Brownie Wise muncul. Kemampuannya dalam memasarkan produk melalui pesta rumahan membuatnya diangkat menjadi wakil presiden Tupperware.
Di era 1950-an, di bawah kepemimpinan Wise, Tupperware mengalami pertumbuhan eksponensial. Penjualan meningkat 25 kali lipat dalam tiga tahun. Hampir 9.000 konsultan, sebagian besar perempuan, terlibat dalam penjualan Tupperware, membuat Tupperware Party semakin populer. Keberhasilan ini tak lepas dari pemberdayaan perempuan yang dilakukan Wise, memberikan peluang penghasilan dan kepercayaan diri bagi kaum hawa. Brownie Wise bahkan menjadi wanita pertama yang menghiasi sampul majalah Business Week.
Sayangnya, kesuksesan Wise berujung pahit. Perbedaan pendapat dengan Earl Tupper membuatnya dipecat pada Januari 1958. Kisah suksesnya pun terlupakan, namanya dihapus dari sejarah perusahaan. Ia hanya mendapatkan pesangon satu tahun gaji, sekitar $30.000. Tupperware kemudian dijual ke Rexall seharga $16 juta di tahun yang sama. Brownie Wise meninggal dunia pada tahun 1992.
Perjalanan Tupperware di Indonesia, meski berakhir, meninggalkan jejak sejarah penjualan langsung yang unik dan kisah inspiratif sekaligus tragis dari Brownie Wise, sang arsitek kesuksesan Tupperware di masa lalu. Kini, konsumen Indonesia harus mengucapkan selamat tinggal pada wadah plastik ikonik tersebut.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar