Rahasia Dibalik Sarinah: Mal Pertama RI yang Tak Pernah Jual Mahal!

Rahasia Dibalik Sarinah: Mal Pertama RI yang Tak Pernah Jual Mahal!

Haluannews Ekonomi – Liburan sekolah identik dengan kunjungan keluarga ke pusat perbelanjaan. Namun, tahukah Anda sejarah mal pertama di Indonesia dan kebijakan uniknya? Sarinah, bukan sekadar pusat perbelanjaan, melainkan proyek ambisius Presiden Soekarno.

COLLABMEDIANET

Di dekade 1960-an, di tengah inflasi tinggi dan proyek-proyek mercusuar lainnya seperti Hotel Indonesia dan Gelora Bung Karno, Soekarno mendirikan Sarinah. Bukan semata untuk pamer ke dunia internasional jelang Asian Games 1962, melainkan juga sebagai solusi atas kesulitan pangan dan sandang rakyat. Soekarno menginginkan Sarinah sebagai etalase ekonomi sosialis, bukan kapitalis.

Rahasia Dibalik Sarinah: Mal Pertama RI yang Tak Pernah Jual Mahal!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Berbeda dengan mal modern, Sarinah dirancang untuk menjual barang-barang produksi dalam negeri dengan harga terjangkau. Soekarno bahkan memberikan contoh: jika sebuah barang di Sarinah dihargai Rp 50, maka di luar Sarinah tidak boleh lebih dari Rp 100. Hal ini bertujuan untuk menstabilkan harga pasar.

Dibangun pada 17 Agustus 1962 dengan dana pampasan perang dari Jepang, dan melibatkan kontraktor Jepang serta arsitek Denmark, Sarinah resmi dibuka pada 17 Agustus 1966. Mal ini menjadi yang pertama di Asia Tenggara dengan fasilitas pendingin udara dan eskalator. Pada masa awal operasinya, Sarinah benar-benar menjadi etalase produk Indonesia dengan harga murah.

Namun, setelah Soekarno lengser pada 1967, orientasi ekonomi Indonesia berubah, dan Sarinah pun tak lagi mempertahankan kebijakan harga murah tersebut. Kini, dengan 96 mal di Jakarta, cita-cita Soekarno untuk menjadikan mal sebagai pusat barang murah terasa semakin sulit diwujudkan. Kisah Sarinah menjadi pelajaran berharga tentang idealisme ekonomi dan perkembangan ritel di Indonesia.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar