Haluannews Ekonomi – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten tambang BUMN, tengah menjalankan proyek percontohan konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion). Kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini merupakan bagian dari program hilirisasi batu bara pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Proyek yang dimulai sejak 15 Juli 2024 ini, menurut Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, merupakan terobosan signifikan.

Related Post
Arsal menjelaskan, PTBA masih melakukan kajian nilai ekonomis hilirisasi Artificial Graphite dan Dimethyl Ether. Namun, komitmen PTBA tetap kuat untuk menjalankan proyek ini sebagai kontribusi perusahaan pelat merah dalam ekosistem baterai dan integrasi anggota holding tambang, MIND ID. "Integrasi ini sangat penting. Anoda dihasilkan PTBA, katoda bisa dari anggota MIND ID lainnya. Timah dan aluminium? Kita punya Inalum dan PT Timah. Sangat terintegrasi," ujar Arsal dalam konferensi pers di Hotel Westin Jakarta, Senin (14/4).

Pendanaan proyek saat ini masih berasal dari kas internal PTBA, mengingat skala proyek yang masih percontohan. Meskipun beredar kabar bahwa proyek ini akan mendapat suntikan dana dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Arsal menegaskan PTBA belum dilibatkan dalam pembahasan tersebut. "Kami belum diajak bicara dengan BPI Danantara. Tentu, kami akan menjelaskan progres proyek dan terbuka terhadap masukan. Saat ini diskusi masih sebatas internal MIND ID," jelasnya.
Arsal optimistis produk yang dihasilkan memiliki nilai jual komersial, khususnya di pasar domestik. Targetnya, proyek percontohan ini rampung tahun ini, sehingga produk dapat dipasarkan secara komersial pada tahun depan. "Bahkan jika hanya sampai Artificial Graphite dalam bentuk lembaran, tetap menguntungkan secara komersial. Analisa kami menunjukkan pasar dalam negeri cukup menjanjikan," tutup Arsal.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar