Haluannews Ekonomi – Gejolak pasar modal global akibat kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berimbas signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, di tengah penurunan tajam IHSG pasca libur Lebaran, investor ritel domestik justru menunjukkan aksi beli yang mengejutkan.

Related Post
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan penurunan IHSG terdalam terjadi pada 8-10 April 2025, tepat setelah pasar saham Indonesia kembali dibuka pasca libur Idul Fitri. Pengumuman kebijakan tarif impor balasan Trump pada 2 April 2025 menjadi pemicu utama gejolak ini.

Data BEI mencatat, pada 8 April 2025, investor asing membukukan net sell mencapai Rp 3,8 triliun dari total transaksi Rp 20,9 triliun. Berbanding terbalik, investor ritel domestik melakukan net buy sebesar Rp 3,9 triliun, sementara institusi domestik membukukan net buy Rp 900 miliar.
"Investor ritel domestik menjadi penopang utama likuiditas pada perdagangan hari pertama setelah libur Lebaran," jelas Iman dalam diskusi daring di Universitas Paramadina, Jumat (11/4/2025).
Situasi sedikit berbeda pada 10 April 2025. Investor asing mencatatkan net sell Rp 750 triliun dari total transaksi Rp 15,5 triliun. Kali ini, institusi domestik melakukan net buy Rp 1,75 triliun, sementara investor ritel domestik melakukan net sell Rp 1,65 triliun, diduga untuk take profit.
"Yang menarik, investor domestik, khususnya institusi, mulai mengambil peran dominan. Ini menunjukkan kepercayaan diri yang cukup tinggi terhadap saham-saham di pasar domestik," tambah Iman. Peristiwa ini menjadi sinyal positif bagi pasar modal Indonesia, menunjukkan resiliensi di tengah tekanan eksternal.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar