Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada sesi I perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2025), dengan penurunan 11,49 poin atau 0,16% ke level 7.210,97. Pergerakan ini diwarnai oleh aksi jual yang signifikan pada sejumlah saham, terutama emiten-emiten yang memasuki periode cum date dan ex dividen. Dari total 702 saham yang diperdagangkan, 292 saham berhasil mencatatkan kenaikan, sementara 286 saham lainnya mengalami penurunan, dan 224 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 7,44 triliun dengan volume perdagangan 17,08 miliar saham dalam 810.641 kali transaksi.

Related Post
Anjloknya saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjadi sorotan utama. Saham PGAS ambles hingga 9,81%, menyumbang penurunan 4,71 poin pada indeks IHSG. Hal ini disebabkan oleh masuknya PGAS ke periode ex date di pasar reguler dan negosiasi pada hari ini. Selain PGAS, saham TPIA milik konglomerat Prajogo Pangestu juga turut menekan IHSG dengan penurunan 1,46% dan kontribusi negatif sebesar -3,38 poin indeks. INDF dan TLKM juga tercatat sebagai pemberat IHSG, masing-masing berkontribusi -2,57 poin dan -2,28 poin. TLKM juga terdampak sentimen ex date yang telah ditetapkan pada 11 Juni 2025.

Meskipun demikian, beberapa saham berhasil menahan laju penurunan IHSG. AMMN misalnya, mencatatkan kenaikan 1,87% dan memberikan dukungan positif sebesar 4,74 poin pada indeks. BUMI, BYAN, dan BRMS juga turut berkontribusi positif terhadap IHSG dengan masing-masing sumbangan 3,04 poin, 2,17 poin, dan 1,88 poin.
Pergerakan IHSG hari ini juga dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama dari Amerika Serikat (AS) dan hubungan dagangnya dengan China. AS merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menunjukkan inflasi sebesar 0,1% secara bulanan (month to month) pada Mei 2025, lebih rendah dari ekspektasi ekonom. Inflasi inti juga naik 0,1%, di bawah perkiraan. Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi mencapai 2,4% pada Mei 2025, sedikit lebih tinggi dari April (2,3%), namun masih di bawah ekspektasi pasar.
Di sisi lain, AS dan China telah mencapai kesepakatan untuk meredakan ketegangan perdagangan, termasuk pembatasan ekspor mineral tanah jarang dari China dan akses mahasiswa China ke universitas-universitas Amerika. Kesepakatan ini diharapkan dapat memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Namun, dampaknya terhadap IHSG masih perlu dipantau lebih lanjut.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar