Haluannews Ekonomi – Dunia pertambangan pernah digegerkan oleh skandal "gunung emas" di Indonesia, yang menyeret nama Soeharto dan merugikan investor puluhan triliun rupiah. Kisah ini bermula dari Bre-X Minerals Ltd, perusahaan tambang Kanada yang berdiri pada 1988. Nasibnya berubah drastis pada 1993 setelah klaim penemuan deposit emas terbesar dunia di Kalimantan Timur, tepatnya di Busang, Kutai Timur.

Related Post
Berawal dari perjalanan 12 hari di Kalimantan Timur bersama ahli geologi John Felderhof, David Walsh, pendiri Bre-X, membeli properti tambang Busang. Pengumuman potensi emas Busang yang mencapai lebih dari 30 juta ons pada Oktober 1995, membuat harga saham Bre-X meroket hingga mencapai US$200 (sebelum stock split), dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 4,5 miliar (atau lebih dari US$ 9 miliar jika disesuaikan inflasi, setara Rp 147 triliun saat ini).

Busang menjadi rebutan, termasuk perusahaan Barick yang dikabarkan mendapat dukungan dari Presiden AS George Bush kepada Presiden Soeharto. Bre-X menjalin kerjasama dengan PT Panutan Daya milik Sigit Harjojudanto, putra Soeharto, dengan imbalan US$1 juta per bulan dan saham di Busang. Kemudian, Bob Hasan juga turut terlibat, mengakuisisi saham di perusahaan tambang Busang. Klaim kandungan emas Busang terus meningkat, hingga mencapai 71 juta ons (dengan nilai ekonomi mencapai US$ 163 miliar atau Rp 2.678 triliun saat ini).
Namun, masalah muncul ketika pemerintah ikut campur. Bre-X dipaksa membentuk perusahaan patungan dengan Freeport dan pemegang saham domestik, termasuk pemerintah. Freeport, yang dijanjikan dana tambahan US$1,2 miliar oleh Bre-X, melakukan eksplorasi lanjutan. Hasilnya mengejutkan: kandungan emas Busang jauh lebih rendah dari klaim Bre-X.
Puncaknya, pada 19 Maret 1997, Michel de Guzman, direktur eksplorasi Bre-X yang pertama kali menemukan emas di Busang, menghilang secara misterius. Kematiannya yang diklaim akibat kecelakaan helikopter menimbulkan banyak pertanyaan. Setelah pengumuman hasil eksplorasi Freeport, saham Bre-X anjlok 83% pada 27 Maret, mengakibatkan kerugian lebih dari US$2 miliar (puluhan triliun rupiah) bagi para investor. Dugaan manipulasi sampel emas Busang pun mencuat, mengakhiri kisah "gunung emas" yang penuh misteri dan kerugian besar bagi investor.
Tinggalkan komentar