Haluannews Ekonomi – Goldman Sachs membuat prediksi mengejutkan terkait harga emas. Dalam laporan terbarunya, bank investasi raksasa ini memperkirakan harga emas bisa melesat hingga US$ 4.500 per troy ons (sekitar Rp 2,43 juta per gram) pada akhir 2025. Prediksi ini muncul dalam skenario risiko ekstrem, menandai kenaikan signifikan dari proyeksi sebelumnya.

Related Post
Sebelumnya, Goldman Sachs telah tiga kali merevisi naik target harga emas untuk tahun 2025. Awalnya memproyeksikan US$ 3.300 per ons troy, kemudian dinaikkan menjadi US$ 3.700, dan kini mencapai angka fantastis US$ 4.500. Lonjakan proyeksi ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran akan resesi ekonomi AS dan memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Meningkatnya ketegangan geopolitik, ditandai dengan kenaikan tarif impor AS terhadap produk China hingga 145% dan balasan dari Beijing sebesar 125%, turut memperkuat sentimen positif terhadap emas sebagai aset safe haven. Ancaman tarif "resiprokal" Presiden AS Donald Trump, meskipun ditunda, juga menambah ketidakpastian ekonomi global. Kondisi ini mendorong lonjakan harga emas hingga mencapai rekor tertinggi US$ 3.245,69 per troy ons pekan lalu.
Permintaan emas pun meningkat tajam, baik dari investor individu maupun institusi. Beberapa bank sentral di Asia juga tercatat menambah cadangan emas mereka, semakin menguatkan posisi emas sebagai pilihan utama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Peningkatan permintaan fisik dan melalui exchange-traded fund (ETF) semakin memperkuat prediksi Goldman Sachs ini.
Apakah prediksi Goldman Sachs akan menjadi kenyataan? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun, prediksi ini jelas menunjukkan potensi kenaikan harga emas yang signifikan di masa depan, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar