Haluannews Ekonomi – Bursa Efek Indonesia (BEI) tampaknya tak ambil pusing dengan maraknya aksi buyback saham emiten tanpa perlu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan perusahaan. BEI, kata dia, tak memasang target khusus terkait transaksi ini. "Perusahaan yang menilai sendiri fundamentalnya, harga saham, dan bagaimana kepentingan mereka untuk melakukan buyback," ujar Yetna saat ditemui di Gedung BEI, Senin (14/4/2025).
Related Post
Lebih lanjut, BEI mengingatkan emiten agar bijak dalam menjalankan aksi buyback. Kondisi arus kas perusahaan dan kinerja saham harus menjadi pertimbangan utama. "Mereka harus melihat kekuatan fundamental, termasuk cashflow, agar buyback memberikan manfaat," tegas Yetna.
Sebelumnya, Haluannews.id melansir pernyataan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi. Hingga April 2025, tercatat 21 emiten berencana melakukan buyback saham tanpa RUPS dengan total anggaran mencapai Rp 14,97 triliun. Dari jumlah tersebut, 15 perusahaan telah merealisasikan buyback senilai Rp 430 miliar atau sekitar 3% dari total anggaran. "Ruang untuk buyback masih besar, dan kita akan melihat perkembangan volatilitas," kata Inarno.
Inarno menjelaskan bahwa aksi buyback ini mengacu pada POJK 13/2023 dan POJK 9/2023, di mana salah satu kriterianya adalah kondisi arus kas perusahaan. Aksi buyback yang masif ini tentu menjadi sorotan, mengingat potensi dampaknya terhadap pergerakan pasar modal.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar