Haluannews Ekonomi – Bursa saham Amerika Serikat ambruk di pembukaan perdagangan Kamis (3/4/2025). S&P 500 terjun bebas 4%, dipicu pengumuman tarif impor baru oleh Presiden Donald Trump yang meningkatkan kekhawatiran perang dagang. Dow Jones Industrial Average anjlok 1.400 poin (3,3%), sementara Nasdaq Composite merosot 5%. Saham perusahaan multinasional terpukul telak; Nike dan Apple masing-masing jatuh 13% dan 9%. Penjual barang impor paling parah terdampak, dengan Five Below turun 29%, Dollar Tree 8%, dan Gap 22%. Sektor teknologi juga ikut ambles, Nvidia dan Tesla masing-masing turun 6%.

Related Post
Kondisi ini bertolak belakang dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang menunjukkan penguatan indeks S&P 500 (0,67%), Nasdaq Composite (0,87%), dan Dow Jones Industrial Average (0,56%). Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun turun 14 basis poin ke 4,053%, sementara yen dan euro menguat signifikan terhadap dolar AS.

Sejak akhir Februari, indeks acuan AS telah merugi 10% akibat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif Trump. Data ekonomi yang lesu semakin memperparah situasi, memicu kekhawatiran resesi. Trump menerapkan tarif "timbal balik" ke lebih dari 180 negara, memicu pesimisme di kalangan analis. Tai Hui dari J.P. Morgan Asset Management memprediksi tarif rata-rata AS akan mencapai level tertinggi sejak awal abad ke-20. Jika berlanjut, inflasi akan melonjak karena manufaktur AS kesulitan meningkatkan kapasitas produksi dan rantai pasokan membebani konsumen.
David Rosenberg dari Rosenberg Research menilai tidak ada pemenang dalam perang dagang ini, hanya produsen asing yang menanggung beban. Ia memprediksi guncangan harga signifikan di sektor rumah tangga AS. Tom Kenny dari ANZ menambahkan, tarif timbal balik AS lebih buruk dari perkiraan, berpotensi menaikkan tarif efektif impor barang dagangan AS ke 20-25%, level tertinggi sejak awal 1900-an. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: akankah kebijakan proteksionis Trump memicu resesi global?
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar