Haluannews Ekonomi – Tensi perang dagang AS-China yang memanas di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump ternyata tak berdampak signifikan terhadap utang luar negeri (ULN) Indonesia. Data terbaru menunjukkan penurunan ULN Indonesia dari kedua negara tersebut, di tengah gempuran tarif tinggi yang saling dilayangkan kedua raksasa ekonomi dunia itu.
Related Post
Haluannews.id mengutip pernyataan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, yang menyebutkan bahwa ULN Indonesia per Februari 2025 tercatat sebesar US$ 427,2 miliar, turun tipis dari US$ 427,9 miliar pada Januari 2025. Penurunan ini didorong oleh perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi di sektor swasta. Ramdan menambahkan, penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah, juga turut mempengaruhi angka tersebut.
Lebih detail, ULN Indonesia dari Amerika Serikat (AS) pada Februari 2025 mencapai US$ 27,67 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 27,68 miliar. Sementara itu, ULN dari China juga mengalami penurunan menjadi US$ 23,28 miliar, dibandingkan US$ 23,30 miliar pada Januari 2025.
Meskipun perang tarif AS-China mencapai puncaknya dengan pengenaan tarif 245% oleh AS dan tarif resiprokal 125% dari China, dampaknya terhadap ULN Indonesia dari kedua negara tersebut tampak terbatas. Fenomena ini menarik perhatian para analis ekonomi, yang perlu meneliti lebih dalam faktor-faktor lain di balik penurunan ULN tersebut. Apakah ini sinyal resiliensi ekonomi Indonesia atau hanya fluktuasi temporer? Pertanyaan ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar