Haluannews Ekonomi – Pesta saham Fore Kopi Indonesia (FORE) tampaknya telah berakhir. Setelah meroket hingga 118% dalam empat hari perdagangan, saham FORE justru anjlok 6,34% pada sesi I perdagangan hari ini, Senin (21/4/2025). Kejatuhan ini menjadi sorotan tajam di pasar modal, mengingat performa gemilang FORE sebelumnya.

Related Post
Saham FORE yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 14 April 2025 dengan harga pelaksanaan Rp188 per saham, langsung melesat ke batas auto reject atas (ARA) atau naik 35% di hari pertama perdagangannya, mencapai level Rp252. Tren positif ini berlanjut selama tiga hari berikutnya, hingga akhirnya ditutup pada level Rp410 dengan kenaikan 4,59% pada hari keempat. Total kenaikan dalam empat hari tersebut mencapai angka fantastis 118,08%.

IPO FORE sendiri berhasil meraup dana sebesar Rp353,44 miliar dari pelepasan 1,88 miliar saham atau setara 21,08% dari modal disetor penuh. Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas bertindak sebagai underwriter dalam penawaran umum perdana ini.
Sebesar 76% dari dana IPO dialokasikan untuk ekspansi bisnis, yaitu pembukaan 140 outlet baru yang belum berizin. Rinciannya, 10% untuk outlet flagship, 80% untuk outlet medium, dan 10% untuk outlet satellite. Dana tersebut akan digunakan secara bertahap hingga tahun 2026 untuk mencakup biaya renovasi, pengadaan peralatan, dan operasional di Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Sisa dana IPO, sekitar 18%, akan digunakan untuk penambahan modal di PT Cipta Favorit Indonesia (CFI) guna membuka sekitar 30 outlet baru yang juga belum berizin. Sisanya lagi dialokasikan sebagai modal kerja untuk pembelian bahan baku, biaya sewa, dan utilitas.
Komisaris Utama FORE, Wilson Cuaca, sebelumnya optimistis dengan prospek perusahaan, menekankan kemandirian ekonomi lokal sebagai kekuatan utama FORE. Namun, kejatuhan tajam saham FORE hari ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan signifikan tersebut. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebab di balik koreksi harga saham yang cukup drastis ini.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar