Haluannews Ekonomi – Pekan lalu, JP Morgan mengejutkan pasar dengan menaikkan peringkat saham Bank Negara Indonesia (BBNI) dari "Netral" menjadi "Overweight". Langkah berani ini mencerminkan keyakinan kuat lembaga investasi tersebut terhadap potensi pertumbuhan saham BBNI di masa mendatang. Lonjakan saham BBNI hingga 12,7% dalam lima hari perdagangan (3-7 Maret 2025) pasca pengumuman tersebut menjadi bukti nyata optimisme pasar. Kinerja ini bahkan mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 5,8% di periode yang sama, dan menjadikan BBNI satu-satunya saham bank besar di Indonesia yang mencatatkan kinerja positif secara year to date (YTD) dengan kenaikan 4,4%, berbanding terbalik dengan BMRI (-15,1%), BBRI (-6,6%), dan BBCA (-7,8%). Konsensus analis Bloomberg pun menunjukkan sentimen positif dengan 89% rekomendasi BUY.

Related Post
Lantas, apa yang membuat JP Morgan begitu yakin dengan prospek BBNI? Dalam risetnya, setidaknya ada tiga faktor kunci yang diungkap:

Pertama, valuasi BBNI yang menarik. Harga saham BBNI yang terkoreksi beberapa bulan terakhir dinilai menawarkan valuasi yang sangat menarik, khususnya dilihat dari Price-to-Book Value (PBV) sebesar 0,9x, lebih rendah dibandingkan bank-bank besar lainnya. Kondisi ini menciptakan peluang bagi investor untuk mendapatkan saham undervalued dengan potensi kenaikan harga signifikan.
Kedua, fundamental BBNI yang mulai stabil. Meskipun tantangan likuiditas masih menghantui sektor perbankan Indonesia, JP Morgan menilai ekspektasi laba (EPS) BBNI relatif defensif. Perbaikan kualitas aset BNI, yang tercermin dari penurunan rasio non-performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR), serta efisiensi cost of credit jangka panjang, semakin memperkuat fundamental perusahaan. Proyeksi pertumbuhan Return on Equity (ROE) BBNI ke depan juga dinilai positif.
Ketiga, potensi pemulihan jangka menengah. JP Morgan mengakui adanya risiko, seperti tekanan biaya dana (Cost of Fund) dan volatilitas jangka pendek, namun menilai risiko tersebut telah tercermin dalam harga saham saat ini. Kebijakan makroekonomi Indonesia yang mendukung pertumbuhan PDB yang tinggi, baik riil maupun nominal, diyakini akan mendorong pemulihan struktural sektor perbankan, termasuk BBNI. Strategi BBNI dalam memperbaiki struktur pendanaan melalui platform digital wondr, meskipun membutuhkan waktu dan biaya, juga dinilai positif karena berpotensi meningkatkan Net Interest Margin (NIM) dan ROE.
Catatan positif lainnya datang dari laporan keuangan Januari 2025. BNI membukukan kenaikan laba tertinggi di antara bank sejenisnya, yaitu 9,7% YoY menjadi Rp 1,6 triliun, didorong pertumbuhan kredit 10,3% YoY dan peningkatan Net Interest Income.
Kesimpulannya, peningkatan rating BBNI oleh JP Morgan didasari oleh valuasi yang menarik, fundamental yang membaik, dan potensi pemulihan jangka menengah. Namun, investor tetap perlu mencermati perkembangan strategi BBNI dalam meningkatkan kinerja dan memenuhi ekspektasi pasar untuk mempertahankan momentum positif ini.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar