Haluannews Ekonomi – Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini cukup menarik perhatian. Menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2025 dari Badan Pusat Statistik (BPS), rupiah dibuka melemah tipis di level Rp16.600/US$, atau terkoreksi 0,03% dari penutupan sebelumnya. Namun, dalam hitungan menit, rupiah menunjukkan penguatan hingga mencapai Rp16.575/US$, mencatatkan apresiasi 0,12%. Hal ini terjadi sementara indeks dolar AS (DXY) sendiri mengalami depresiasi ringan ke angka 100,22 pada pukul 08:52 WIB, sedikit lebih rendah dari penutupan kemarin di 100,25.
Related Post
Data IHK April 2025 yang akan dirilis BPS hari ini menjadi sorotan utama pasar. Konsensus pasar yang dikumpulkan Haluannews.id dari 12 institusi memproyeksikan inflasi bulanan (mtm) sebesar 1,04% dan inflasi tahunan (yoy) mencapai 1,74%. Kenaikan harga emas, tarif listrik, dan rokok disebut sebagai faktor pendorong inflasi April, menurut Juniman, Kepala Ekonom Bank Maybank Indonesia. Namun, penurunan harga komoditas pangan seperti minyak goreng, daging ayam, dan beras membantu menekan laju inflasi, sebagaimana dijelaskan Andry Asmoro, Kepala Ekonom Bank Mandiri. Kenaikan tarif listrik setelah diskon 50% pada Januari dan Februari juga turut berkontribusi pada angka inflasi. Pergerakan rupiah selanjutnya akan sangat bergantung pada angka IHK yang dirilis BPS.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar