Haluannews Ekonomi – Konglomerat India, Adani Group, mengalami pukulan telak. Tuduhan suap dari Departemen Kehakiman (DoJ) Amerika Serikat terhadap Gautam Adani dan beberapa petinggi perusahaan telah menghantam nilai pasar Adani Group hingga US$55 miliar. Hal ini terungkap setelah dakwaan mengejutkan pada 20 November lalu yang menuduh Adani dan kroninya secara sengaja menyesatkan investor internasional melalui skema suap.

Related Post
Dakwaan tersebut menyebutkan adanya dugaan skema suap senilai US$250 juta untuk mengamankan kontrak pemerintah yang menguntungkan. Adani Group sendiri membantah keras tuduhan tersebut, menyebutnya "tidak berdasar." Namun, bantahan tersebut tak mampu meredam gejolak pasar. Aksi jual besar-besaran saham Adani di Bursa Mumbai terjadi, bahkan sempat beberapa kali menghentikan perdagangan.

Meskipun saham Adani Enterprises naik 1,8% pada 27 November 2024, kerugian secara keseluruhan tetap signifikan. Sebelas perusahaan yang terdaftar di bawah naungan Adani Group telah kehilangan lebih dari 20% kapitalisasi pasarnya sejak dakwaan dirilis.
Dalam pernyataan resminya, Adani Group menegaskan bahwa para pejabatnya "hanya didakwa" dengan penipuan sekuritas, konspirasi penipuan melalui transfer, dan penipuan sekuritas. Mereka membantah keras tuduhan suap atau korupsi terhadap Gautam Adani dan keponakannya, Sagar Adani.
Kedekatan keluarga Adani dengan Perdana Menteri Narendra Modi, yang juga pernah menjadi orang terkaya kedua di dunia, telah menjadi sorotan. Kritik pun muncul terkait dugaan pemanfaatan hubungan tersebut untuk keuntungan bisnis. Kasus ini tentu akan terus menjadi perhatian dunia, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap perekonomian India dan reputasi Adani Group.
Tinggalkan komentar