Rp 872 T Raib! Kekayaan Crazy Rich Asia Ambruk!

Rp 872 T Raib! Kekayaan Crazy Rich Asia Ambruk!

Haluannews Ekonomi – Gautam Adani, konglomerat Asia yang namanya meroket, mendadak kehilangan hampir US$55 miliar (sekitar Rp 872 triliun) dalam waktu seminggu. Kejatuhan dramatis ini terjadi setelah saham-saham perusahaan Adani Group di India anjlok tajam. Penyebabnya? Dakwaan suap dan penipuan terhadap investor yang dilayangkan Kejaksaan Amerika Serikat (AS) pada 20 November lalu.

COLLABMEDIANET

Haluannews.id mengungkap, Kejaksaan AS menuduh Adani dan beberapa petinggi perusahaannya terlibat dalam skema suap senilai US$250 juta untuk mengamankan kontrak pemerintah yang menguntungkan. Meskipun Adani Group membantah tuduhan tersebut, dampaknya sudah sangat terasa.

Rp 872 T Raib! Kekayaan Crazy Rich Asia Ambruk!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

"Sejak dakwaan Departemen Kehakiman AS (DoJ) diumumkan, grup telah mengalami kerugian hampir US$55 miliar dalam kapitalisasi pasar 11 perusahaan yang terdaftar," ungkap manajemen Adani Group dalam sebuah pernyataan, Rabu (27/11/2024). Pernyataan tersebut menambahkan bahwa dampaknya sangat signifikan, termasuk pembatalan proyek internasional, guncangan pasar keuangan, dan pemeriksaan mendalam dari mitra strategis, investor, dan publik.

Dampaknya pun nyata. Beberapa negara membatalkan kerja sama dengan Adani Group. Presiden Kenya, William Ruto, mengumumkan pembatalan proyek perluasan jaringan listrik KETRACO senilai US$736 juta dan pengembangan bandara utama Jomo Kenyatta senilai US$1,85 miliar. Sri Lanka juga membuka penyelidikan terhadap investasi Adani Group di negara tersebut, termasuk proyek tenaga angin senilai US$442 juta dan terminal pelabuhan laut dalam di Kolombo yang diperkirakan menelan biaya lebih dari US$700 juta.

Kerajaan bisnis Adani yang luas, mencakup sektor batu bara, bandara, semen, dan media, kini menghadapi badai besar. Ini bukan kali pertama Adani Group menghadapi krisis. Tahun lalu, nilai pasar perusahaan ini anjlok US$150 miliar setelah laporan dari Hindenburg Research menuduh adanya penipuan perusahaan. Adani membantah tuduhan tersebut saat itu.

Ekspansi Adani Group yang cepat dan agresif ke berbagai bisnis padat modal telah menimbulkan kekhawatiran sejak lama. Pada 2022, anak perusahaan Fitch dan peneliti pasar CreditSights memperingatkan tingginya tingkat utang perusahaan tersebut.

Kisah Adani, yang lahir dari keluarga kelas menengah dan memulai bisnisnya dari perdagangan permata, kini menjadi pelajaran berharga tentang risiko dan konsekuensi dari pertumbuhan bisnis yang terlalu cepat dan kontroversial. Nasib Adani Group dan dampaknya terhadap perekonomian global masih menjadi sorotan dunia.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar