Haluannews Ekonomi – Demam emas tengah melanda Indonesia, mendorong harga emas ke level tertinggi sepanjang masa. Harga emas Antam, produksi PT Aneka Tambang Tbk, pada Selasa (22/4/2025) mencapai Rp 2.016.000 per gram di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, melonjak Rp 36.000 dari hari sebelumnya. Rekor ini melampaui angka Rp 1.980.000 per gram yang tercatat pada Senin. Harga buyback juga naik signifikan, mencapai Rp 1.865.000 per gram. Fenomena ini memicu pertanyaan: lebih menguntungkan, investasi emas digital atau fisik?

Related Post
Investasi emas digital menawarkan fleksibilitas tinggi. Emas 24 karat ini disimpan secara digital, memungkinkan pembelian online tanpa perlu khawatir penyimpanan fisik. Prosesnya mudah, mirip dengan membuka rekening tabungan biasa, baik secara online maupun konvensional. Pembelian pun lebih fleksibel, tanpa batasan bobot minimum seperti emas fisik.

Berbeda dengan emas digital, emas fisik (batangan) menyimpan risiko jika disimpan di rumah. Penyimpanan aman, misalnya di safe deposit box, membutuhkan biaya sewa. Namun, keamanan terjamin dan memungkinkan penyimpanan jangka panjang. Pembelian emas fisik biasanya memiliki bobot minimum per transaksi, yang perlu dipertimbangkan. Pembelian dapat dilakukan di berbagai tempat, termasuk toko emas dan perusahaan pelat merah seperti PT Aneka Tambang (Antam).
Kesimpulannya, pilihan antara emas digital dan fisik bergantung pada preferensi dan kebutuhan investor. Emas digital cocok bagi yang menginginkan fleksibilitas dan kemudahan akses, sementara emas fisik lebih sesuai bagi yang memprioritaskan keamanan dan kepemilikan fisik aset. Kenaikan harga emas saat ini menjadi momentum bagi investor untuk mempertimbangkan strategi investasi yang tepat.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar