Rahasia Lo Kheng Hong Selamat dari Jebakan Krisis 1998!

Rahasia Lo Kheng Hong Selamat dari Jebakan Krisis 1998!

Haluannews Ekonomi – Siapa yang tak kenal Lo Kheng Hong? Investor legendaris yang kerap dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia ini ternyata pernah nyaris kehilangan segalanya. Haluannews.id mengungkap kisah dramatis Lo Kheng Hong saat menghadapi badai krisis moneter 1998. Kala itu, portofolionya menukik tajam hingga menyisakan hanya 15% dari total kekayaan.

COLLABMEDIANET

"Uang saya berkurang 85%, sisa 15%. Saya waktu itu sudah full time investor, istri ibu rumah tangga, anak 2, saya nggak kerja lagi, duit tinggal 15%," ungkap Lo Kheng Hong dalam sebuah wawancara di acara SPOD yang diselenggarakan PT Syailendra Capital dan ditayangkan di kanal YouTube perusahaan.

Rahasia Lo Kheng Hong Selamat dari Jebakan Krisis 1998!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Di ambang kebangkrutan, Lo Kheng Hong mengambil keputusan berani: menaruh seluruh sisa modalnya di saham PT United Tractor Tbk (UNTR). Saat itu, harga saham UNTR hanya Rp 250 per lembar, namun Lo Kheng Hong melihat potensi besar di baliknya. Ia menilai UNTR memiliki prospek cerah dan valuasi yang tinggi, dengan laba usaha per saham mencapai Rp 7.800.

"Masa harga saham Rp250, laba usaha per saham Rp7.800. Laba usahanya Rp 1,1 triliun, dibagi jumlah saham 138 juta, kan, (laba per saham) Rp7.800. Saya put everything di United Tractor, nggak bisa pilih yang lain. Ini ada mercy dijual harga bajaj, semua masukin. Beli seluruhnya hanya di 1 counter," jelasnya.

Keputusan tersebut bukan tanpa keraguan. Pergerakan harga saham UNTR awalnya lambat, namun Lo Kheng Hong teguh pada pendiriannya. Enam tahun kemudian, pada 2004, ia menjual seluruh saham UNTR dengan harga Rp 15.000 per lembar. Sebuah keputusan yang membuatnya selamat dari jurang kebangkrutan. Ironisnya, harga saham UNTR kemudian meroket hingga mencapai Rp 600.000 per lembar.

Kisah ini bukan satu-satunya pengalaman pahit Lo Kheng Hong. Ia juga pernah terjebak dalam investasi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dengan kepemilikan 1 miliar saham (2,7% kepemilikan) yang harganya anjlok hingga Rp 50 per lembar. Namun, berkat kehati-hatian dan tanpa beban utang, ia mampu bertahan dan akhirnya menjual saham BUMI di harga Rp 500 per lembar pada 2017.

Lo Kheng Hong, yang konsisten menerapkan prinsip value investing, mengajarkan kita pentingnya kehati-hatian, analisis mendalam, dan keberanian dalam mengambil keputusan investasi, bahkan di tengah badai krisis sekalipun. Pengalamannya menjadi pelajaran berharga bagi investor pemula yang ingin menapaki jalan menuju kesuksesan di pasar modal.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar