Rahasia Kekayaan Bos Alfamart vs Indomaret: Siapa yang Lebih Tajir Melintir?

Rahasia Kekayaan Bos Alfamart vs Indomaret: Siapa yang Lebih Tajir Melintir?

Haluannews Ekonomi – Persaingan ketat Alfamart dan Indomaret sebagai raja minimarket di Indonesia tak hanya menarik perhatian konsumen, tetapi juga para pengamat ekonomi. Kedua raksasa ritel ini, meski tampak serupa, ternyata memiliki pemilik yang berbeda dan kekayaan yang fantastis. Siapa yang lebih kaya raya? Mari kita telusuri.

COLLABMEDIANET

Alfamart, yang didirikan oleh Djoko Susanto (Kwok Kwie Fo) pada 1989, awalnya merupakan perusahaan dagang aneka produk. Setelah menjual mayoritas sahamnya ke PT HM Sampoerna Tbk., perjalanan Alfamart berlanjut dengan akuisisi 141 gerai Alfaminimart pada 2002 dan perubahan nama menjadi Alfamart. Pada 2006, PT Hanjaya Mandala Sampoerna melepas seluruh sahamnya di AMRT kepada PT Sigmantara Alfindo. Puncaknya, pada 2009, Djoko Susanto membawa PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola Alfamart, go public di Bursa Efek Indonesia dengan 3.300 gerai.

Rahasia Kekayaan Bos Alfamart vs Indomaret: Siapa yang Lebih Tajir Melintir?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Keberhasilan Alfamart membawa Djoko Susanto masuk daftar 40 orang terkaya Indonesia versi Forbes pada 2011. Kekayaannya yang kala itu mencapai US$ 1,04 miliar terus membengkak. Saat ini, Djoko Susanto mengendalikan Alfamart melalui PT Sigmantara Alfindo yang memiliki 53,19% saham AMRT. Ia juga menempatkan kedua anaknya sebagai komisaris. Berdasarkan Daftar 50 Orang Terkaya Forbes 2023, Djoko Susanto menduduki peringkat 12 dengan kekayaan US$ 4,35 miliar atau sekitar Rp 70,68 triliun (kurs Rp 16.248). Lonjakan kekayaan ini signifikan jika dibandingkan dengan kekayaan tahun 2021 yang tercatat sebesar US$ 1,9 miliar.

Sementara itu, Indomaret, yang berdiri sejak 1988, kini memiliki lebih dari 19.000 gerai di seluruh Indonesia. Perusahaan yang berafiliasi dengan Indoritel Makmur Internasional (DNET) ini merupakan bagian dari Grup Salim, dengan DNET sebagai pemegang saham terbesar (40%). DNET juga memiliki saham di perusahaan ritel lain seperti Fast Food Indonesia (FAST) dan Nippon Indosari Corpindo (ROTI). PT Megah Eraraharja, bagian dari Grup Salim, menjadi pengendali Indomaret.

Anthoni Salim memegang kepemilikan langsung di DNET sebesar 25,30%, sementara Hannawell Group tercatat sebagai pemegang saham terbesar (39,35%). Secara total, Grup Salim, Megah Eraraharja, dan Anthoni Salim menguasai 50,43% saham DNET. Dalam Daftar 50 Orang Terkaya Forbes 2023, Anthoni Salim dan keluarga berada di peringkat ke-5 dengan kekayaan US$ 10,3 miliar atau sekitar Rp 167,36 triliun (kurs Rp 16.248). Namun, perlu dicatat bahwa Indomaret bukanlah kontributor utama kekayaan Salim, mengingat bisnisnya yang luas mencakup Indofood Sukses Makmur dan Bogasari Flour Mills.

Kesimpulannya, meskipun Anthoni Salim dan keluarganya jauh lebih kaya daripada Djoko Susanto berdasarkan data Forbes 2023, perbandingan kekayaan ini tidak semata-mata mencerminkan kontribusi masing-masing bisnis ritel. Kedua pengusaha sukses ini telah membangun kerajaan bisnis yang sangat mengesankan di Indonesia.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar