Haluannews Ekonomi – Meski bank asing mulai menjauhi pembiayaan proyek berbasis fosil demi mencapai target emisi nol, bank-bank lokal di Indonesia justru masih melihat potensi besar di sektor pertambangan. Hal ini terungkap dalam pernyataan beberapa petinggi perbankan nasional di Minerba Expo, Balai Kartini, Senin (25/11/2024).

Related Post
Freddy Iwan S. Tambunan, Senior Vice President Bank Mandiri, menjelaskan bahwa perannya sebagai agen pembangunan mendorong bank tersebut untuk tetap berinvestasi di sektor pertambangan. "Saat bank-bank luar menghindari pembiayaan ini karena emisi, kita justru melihatnya sebagai peluang. Ini tugas kita untuk melanjutkan peran sebagai agen pembangunan," tegas Freddy. Bank Mandiri, lanjutnya, akan menyeimbangkan portofolio dengan mengembangkan pembiayaan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mendukung target Indonesia Maju 2045.

Senada dengan Bank Mandiri, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menilai sektor pertambangan masih prospektif. David, perwakilan dari BCA (nama lengkap tidak disebutkan dalam berita asli), menjelaskan bahwa industri perbankan pada dasarnya mengikuti arus perdagangan. Dengan target emisi nol Indonesia yang baru tercapai pada 2060, masih ada ruang yang cukup luas untuk memanfaatkan potensi sektor pertambangan, khususnya komoditas ekspor unggulan seperti batu bara. "Ruang pertumbuhan dari sektor tambang harus dimanfaatkan sebelum 2060, karena setelah itu akan semakin sulit," imbuhnya.
David menambahkan, komitmen perbankan lokal, khususnya bank-bank besar, terhadap sektor pertambangan masih sangat kuat, berbeda dengan bank asing yang mulai mengurangi pembiayaan di sektor tersebut. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan strategi dan pertimbangan antara bank lokal dan internasional dalam menghadapi transisi energi.
Tinggalkan komentar