Haluannews Ekonomi – Kebijakan tarif impor terbaru Presiden AS Donald Trump memicu kekhawatiran resesi global. JP Morgan, raksasa jasa keuangan multinasional, memprediksi peningkatan risiko resesi global dari 40% menjadi 60% sebagai dampak langsung kebijakan tersebut. Hal ini disampaikan melalui riset yang dirilis Kamis (3/4/2025).

Related Post
Dalam risetnya, JP Morgan menyebut kebijakan tarif agresif Trump sebagai "pertumpahan darah" bagi perekonomian global. Kenaikan tarif impor, menurut JP Morgan, berfungsi sebagai pajak tambahan bagi rumah tangga dan bisnis AS, yang berujung pada peningkatan harga barang-barang, mulai dari kebutuhan pokok hingga barang-barang mewah seperti mobil.

Analisis JP Morgan menunjukkan kenaikan tarif pajak rata-rata AS sekitar 22% poin, menjadi sekitar 24%. Ini setara dengan 2,4% dari total nilai produksi barang dan jasa di AS, merupakan kenaikan pajak terbesar sejak Perang Dunia II. Dampaknya diperparah oleh potensi pembalasan dari negara lain, penurunan sentimen bisnis, dan gangguan rantai pasokan.
"Kebijakan ini, jika dipertahankan, kemungkinan akan mendorong ekonomi AS dan mungkin global ke dalam resesi tahun ini," tegas riset JP Morgan. Meskipun mengakui kekuatan ekonomi AS dan global yang mampu menahan guncangan sedang, JP Morgan tetap memperingatkan implementasi penuh kebijakan Trump sebagai guncangan ekonomi makro substansial dan sulit diatasi.
Kebijakan tarif Trump, yang mencapai 10% untuk barang impor dari berbagai negara dan lebih tinggi untuk 60 negara mitra dagang AS, berdampak luas, termasuk Indonesia, Kamboja, dan Malaysia. Ini merupakan tambahan dari tarif yang sudah berlaku terhadap Kanada dan Meksiko.
Meskipun JP Morgan menyisakan peluang bahwa kebijakan tersebut dapat diubah, dampak negatifnya terhadap perekonomian global, khususnya potensi resesi, tetap menjadi ancaman nyata yang perlu diwaspadai.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar