Haluannews Ekonomi – Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Diwe Novara, memastikan perlindungan industri penerbangan Tanah Air tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan regulasi yang mewajibkan perusahaan maskapai memiliki asuransi, sesuai UU 1/2009. Namun, pertumbuhan klaim asuransi aviasi menunjukkan potensi ancaman baru.
Related Post
Diwe mengungkapkan, portofolio asuransi aviasi Jasindo tumbuh stabil 6-7% per tahun, dengan premi mencapai Rp 200 miliar per tahun. Portofolio tersebut mencakup beragam jenis pesawat, mulai dari pesawat pribadi, carter, komersial, kargo, hingga helikopter wisata. Salah satu klaim yang ditangani Jasindo adalah kecelakaan helikopter wisata di Bali akibat terlilit tali layangan.
Pertumbuhan klaim ini, meskipun masih dalam batas wajar, menunjukkan adanya peningkatan risiko di sektor penerbangan. Faktor-faktor seperti peningkatan frekuensi penerbangan dan potensi kecelakaan, menjadi pertimbangan penting dalam menentukan premi dan strategi pengelolaan risiko oleh perusahaan asuransi. Wawancara eksklusif dengan Diwe Novara di program Power Lunch, Haluannews.id (Selasa, 31/12/2024) mengungkap lebih detail potensi dan tantangan yang dihadapi industri asuransi aviasi Indonesia. Apakah peningkatan risiko ini akan berdampak pada biaya asuransi penerbangan di masa mendatang? Hal ini patut untuk diwaspadai.
Tinggalkan komentar