Haluannews Ekonomi – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel, MTEL) menorehkan prestasi gemilang di tahun 2024. Emiten infrastruktur telekomunikasi ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,11 triliun, meningkat 4,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja positif ini didorong oleh strategi ekspansi organik dan anorganik, monetisasi aset menara, serta efisiensi biaya operasional yang berhasil diterapkan.
Related Post
Pendapatan Mitratel sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 9,31 triliun, tumbuh 7,2% (yoy). Kontribusi terbesar masih berasal dari bisnis penyewaan menara (tower leasing) dengan nilai Rp 7,63 triliun (pertumbuhan 6,9%). Namun, segmen fiber optic juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, mencatatkan pendapatan Rp 486 miliar atau naik 64,3% (yoy).
Keberhasilan Mitratel tak lepas dari pengelolaan biaya yang efisien. Beban operasional berhasil ditekan menjadi Rp 1,6 triliun, turun 5,2% dibandingkan tahun 2023. EBITDA pun meningkat 10,2% menjadi Rp 7,69 triliun, dengan margin EBITDA yang membaik dari 80,4% menjadi 82,7%.
Ekspansi agresif juga menjadi kunci kesuksesan Mitratel. Perseroan menambah 1.390 menara baru, sehingga total kepemilikan menara mencapai 39.404 unit. Jumlah tenant juga meningkat 4,3% menjadi 59.868 tenant, dengan tenancy ratio mencapai 1,52x. Pertumbuhan tenant di luar Jawa bahkan mencapai 5%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa (3%).
Di sektor fiber optic, Mitratel menambah panjang kabel sepanjang 18.518 KM, baik organik maupun anorganik, sehingga total panjang fiber optic billable mencapai 51.039 KM (peningkatan 56,9%). Akuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT) turut memperkuat portofolio fiber optic Mitratel.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menyatakan bahwa strategi ekspansi ke luar Jawa dan optimalisasi aset menjadi kunci keberhasilan. Mitratel juga fokus pada penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelanggan. Ke depan, Mitratel akan terus memperkuat posisi sebagai mitra strategis operator seluler, mendukung ekspansi mereka, terutama di daerah pedesaan. Struktur permodalan yang sehat, dengan rasio utang terhadap ekuitas 0,54x dan utang terhadap EBITDA 2,3x, menjadi pondasi kekuatan keuangan Mitratel.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar