Haluannews Ekonomi – Kinerja PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) di kuartal I-2025 terbilang kurang menggembirakan. Laba bersihnya merosot tajam hingga 39,85% secara tahunan (yoy) menjadi hanya Rp 1,67 miliar. Penurunan ini terjadi di tengah kepemilikan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang sudah berlangsung selama empat tahun.

Related Post
Haluannews.id mencatat, pendapatan dari penyaluran dana BMI anjlok 17,09% yoy menjadi Rp 436,54 miliar. Bagi hasil untuk pemilik dana investasi juga menyusut 18,52% yoy menjadi Rp 388,78 miliar. Kondisi ini berimbas pada pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang turun tipis 3,28% yoy menjadi Rp 47,76 miliar. Pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi juga mengalami penurunan signifikan, yaitu 19,47% yoy menjadi Rp 104,72 miliar. Meskipun pendapatan lainnya naik 13,5% yoy menjadi Rp 153,17 miliar, hal ini tak cukup untuk menyelamatkan kinerja keuangan Bank Muamalat.

Lebih lanjut, beban operasional lainnya meningkat menjadi Rp 41,81 miliar, sehingga laba operasional pun turun menjadi Rp 5,94 miliar. Dari sisi intermediasi, pembiayaan BMI tercatat Rp 16,8 triliun, turun 21,5% yoy dari Rp 21,4 triliun. Kualitas pembiayaan juga memburuk, ditandai dengan peningkatan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross menjadi 3,99% dari 2,22%, dan NPF net naik menjadi 3,37% dari 1,17%.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) juga menurun 10,22% yoy menjadi Rp 41,36 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) pun ikut tergerus dari 30,93% menjadi 28,53%, seiring dengan penurunan modal inti perusahaan sebesar 17,21% yoy menjadi Rp 3,89 triliun.
Sejak BPKH mengambil alih kepemilikan saham pengendali pada November 2021, kinerja BMI memang fluktuatif. Setelah suntikan dana Rp 1 triliun dan peningkatan kepemilikan saham hingga 82,69%, pertumbuhan laba masih belum menunjukkan tren positif yang signifikan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi BPKH dalam membenahi kinerja Bank Muamalat dan bagaimana hal ini berdampak pada pengelolaan dana haji. Apakah suntikan dana tersebut sudah optimal dalam memperbaiki kinerja Bank Muamalat? Pertanyaan ini perlu dijawab secara transparan untuk memastikan pengelolaan dana haji tetap aman dan menghasilkan keuntungan yang optimal.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar