Haluannews Ekonomi – Ray Dalio, investor kawakan Amerika Serikat dan anggota Dewan Pengawas Danantara, memberikan prediksi optimistis tentang masa depan ekonomi Indonesia. Dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pengusaha di Istana Kepresidenan, Dalio melihat potensi besar Indonesia untuk menjadi negara maju. Ia menunjuk rendahnya tingkat utang dan kecukupan dana investasi sebagai modal utama. "Tingkat utang yang relatif rendah dan kemampuan memiliki modal yang dapat diinvestasikan menciptakan titik lepas landas bagi perekonomian," ujar Dalio, seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Related Post
Kehadiran Danantara, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, yang akan mengelola aset BUMN hingga US$ 900 miliar (sekitar Rp 14,678 triliun), menjadi kunci utama dalam pandangan Dalio. Dana tersebut, menurutnya, akan menjadi katalis percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Pembentukan modal yang dipadukan dengan potensi tinggi akan menghasilkan titik lepas landas," tegasnya.

Namun, Dalio juga tak menutup mata terhadap sejumlah tantangan. Ia mengidentifikasi lima hambatan utama: birokrasi, iklim usaha, tingkat kewirausahaan, pembentukan permodalan, dan korupsi. Kendati demikian, ia menekankan bahwa hambatan serupa pernah dihadapi negara-negara maju seperti Singapura dan China. Kunci keberhasilan, menurutnya, terletak pada kepemimpinan yang mampu melakukan reformasi besar. Dalio pun optimistis Presiden Prabowo mampu mengatasi tantangan tersebut.
Lebih lanjut, Dalio menawarkan kerja sama internasional untuk membantu Indonesia mencapai tujuannya. Ia memiliki jaringan luas dan mitra di berbagai negara yang dapat berkontribusi dalam revitalisasi, modernisasi, dan peningkatan efisiensi pemerintahan. "Kita memiliki lingkungan global di mana mereka dapat membantu, jika diizinkan," tutupnya. Prediksi Dalio ini tentu menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia, namun implementasi dan penanganannya terhadap hambatan yang ada menjadi penentu kesuksesan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar