Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menukik tajam, mengalami penurunan lebih dari 1% dalam perdagangan sesi pertama Selasa (4/3/2025), setelah sehari sebelumnya mencatatkan kenaikan signifikan hampir 4%. Dalam 30 menit awal perdagangan, IHSG anjlok hingga 1,42% ke level 6.427,20. Fenomena ini menunjukkan volatilitas pasar yang cukup tinggi. Nilai transaksi pagi hari mencapai Rp 2,44 triliun dengan volume 3,13 miliar saham diperdagangkan.

Related Post
Mayoritas sektor saham tertekan, dengan sektor barang baku, kesehatan, dan properti mengalami penurunan paling dalam. Sebaliknya, sektor industri dan teknologi menunjukkan penguatan. Saham-saham blue chip yang kemarin meroket, hari ini justru mengalami koreksi signifikan. Emiten milik konglomerat menjadi penyebab utama penurunan IHSG.

Amman Mineral Internasional (AMMN) memimpin penurunan dengan koreksi hampir 5%, menekan IHSG sebesar 10,41 poin indeks. Duo emiten milik Prajogo Pangestu, Chandra Asri Pacific (TPIA) dan Barito Renewables Energy (BREN), juga memberikan kontribusi negatif yang signifikan terhadap IHSG, masing-masing sebesar 7,42 dan 6,75 poin indeks. Saham-saham lain seperti DSSA (Grup Sinarmas), GOTO, BRMS (Grup Bakrie), dan MDKA (konsorsium Saratoga dan Boy Thohir) turut memperparah penurunan IHSG.
Penurunan IHSG hari ini terjadi setelah kenaikan signifikan 3,97% pada Senin (3/3/2025), yang dipicu oleh pertemuan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan pelaku pasar dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membahas penurunan tajam IHSG pada Jumat (28/2/2025). Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad, hingga sejumlah konglomerat.
Kenaikan kemarin hanya bersifat sementara dan tidak mampu membendung tren penurunan IHSG sepanjang tahun 2025 yang telah mencapai 11,43%. Penutupan perdagangan Jumat lalu mencatat IHSG ambruk 3,31% ke level 6.270,60, titik terendah sejak September 2021. Pergerakan IHSG yang fluktuatif ini mencerminkan ketidakpastian pasar dan sentimen investor yang masih bergejolak.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar