Haluannews Ekonomi – Emiten ritel ternama, PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), mengindikasikan perlambatan ekspansi bisnisnya. Hal ini terlihat dari penurunan belanja modal (capex) sebesar 8,7% secara tahunan (yoy) pada kuartal I-2025. Direktur ERAA, Patrick Adhiatmadja, dalam konferensi pers virtual Selasa (10/6/2025), menjelaskan bahwa penurunan capex ini disebabkan oleh pengurangan pembukaan toko baru. Strategi ini diambil sebagai respons atas kondisi ekonomi global dan domestik yang kurang kondusif.

Related Post
Erajaya memilih bersikap hati-hati dalam mengembangkan jaringan ritelnya. Patrick mengindikasikan pembukaan toko baru kemungkinan besar akan ditunda hingga kuartal III atau IV-2025. "Tahun ini difokuskan untuk persiapan tahun 2026. Kami berharap kondisi makroekonomi membaik di 2026, sehingga dampak pembukaan toko baru bisa optimal sepanjang tahun," jelasnya. Ia menambahkan, alokasi capex akan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan industri ritel nasional dan ketidakpastian akibat perang dagang global di kuartal I-2025 turut menjadi faktor penyebab penurunan kinerja ERAA. Hal ini tercermin dari laba bersih yang ambles 22% yoy, penjualan turun hampir 5% yoy, dan pendapatan operasional merosot 18% yoy.
Namun, Wakil Direktur Utama ERAA, Hasan Aula, tetap optimistis. Ia berharap peluncuran iPhone 16 pada awal April 2025 dapat mendongkrak kinerja perusahaan. "Penjualan di kuartal I memang di bawah tahun lalu karena belum adanya iPhone baru. Dengan peluncuran iPhone 16, kami berharap kinerja bisa meningkat dan tumbuh dibandingkan tahun lalu," ujarnya. Ia menekankan bahwa kebutuhan handphone tetap tinggi di masyarakat, sehingga peluncuran produk terbaru Apple ini diharapkan menjadi katalis positif bagi bisnis Erajaya.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar