Haluannews Ekonomi – Bank Syariah Indonesia (BSI) bersiap meraup cuan besar di Arab Saudi. Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan rencana ekspansi BSI dengan membuka cabang di Arab Saudi, seiring peningkatan jumlah jamaah umroh dan haji Indonesia. Langkah ini diproyeksikan mampu menyerap potensi dana warga Indonesia di Arab Saudi yang mencapai Rp 23 triliun.

Related Post
"Perputaran uang selama ini Rp 29 triliun ada di Indonesia, namun masih ada Rp 23 triliun di Arab Saudi yang bisa kita serap," ujar Erick dalam konferensi pers di Kementerian BUMN.

BSI telah mengantongi izin prinsip untuk beroperasi di Arab Saudi. Erick optimistis, dalam setahun ke depan, BSI dapat menjalin kerjasama bisnis (B to B) dan melayani nasabah di sana. "Ini hasil kerja keras hampir 2 tahun. Setelah sukses di Dubai, kini izin prinsip di Jeddah sudah didapat," tambahnya.
Pembukaan cabang ini juga merupakan bagian dari terobosan dalam kerjasama antara Indonesia dan Arab Saudi, khususnya terkait haji dan transaksi digital. Erick menegaskan hal ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menggeser sebagian transaksi pembayaran digital ke Indonesia.
Plt Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menambahkan potensi besar yang bisa digarap BSI di Arab Saudi. Jumlah jamaah haji dan umroh Indonesia mencapai 1,2 juta per tahun, dan diprediksi akan melampaui 2 juta dalam 2-3 tahun mendatang. "Indonesia menempati posisi kedua setelah Pakistan sebagai negara pengirim jamaah haji terbanyak," kata Bob.
Selain itu, peluang perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi masih terbuka lebar. Namun, Bob mengingatkan bahwa proses persiapan pembukaan cabang di Arab Saudi membutuhkan waktu sekitar satu tahun karena regulasi yang ketat.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar