Haluannews Ekonomi – PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau Bank Neo, akhirnya menorehkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 19,88 miliar pada 2024. Kabar gembira ini menandai kebangkitan BBYB setelah menelan kerugian selama beberapa tahun berturut-turut, sekaligus membalikkan tren rugi bersih Rp 573,18 miliar di tahun sebelumnya. Namun, perjalanan menuju profitabilitas penuh masih panjang. Bank digital ini masih membukukan defisit total mencapai Rp 2,3 triliun.
Related Post
Meskipun berhasil mencetak laba, kinerja BBYB di sejumlah sektor masih menunjukkan penurunan. Pendapatan bunga, misalnya, merosot 8,05% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 3,72 triliun. Penurunan juga terjadi pada beban bunga (7,72% yoy), pendapatan bunga bersih (8,13% yoy), dan komisi/provisi/administrasi (30% yoy). Pendapatan lainnya pun menyusut signifikan.
Di sisi lain, BBYB berhasil menekan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) menjadi Rp 356,76 miliar. Namun, kinerja intermediasi menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Penyaluran kredit anjlok 18,18% yoy menjadi Rp 8,82 triliun, sementara kualitas kredit menurun dengan NPL gross dan net masing-masing mencapai 3,30% dan 0,30%. Net Interest Margin (NIM) juga tergerus menjadi 17,30% dari 18,39% di tahun sebelumnya.
Dari sisi pendanaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menyusut 5,83% yoy menjadi Rp 13,06 triliun. Akibatnya, Loan to Deposito Ratio (LDR) melonggar menjadi 67,53%, turun lebih dari 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Total aset BBYB pun menyusut menjadi Rp 17,40 triliun. Meskipun mencatatkan laba, perjalanan BBYB menuju profitabilitas yang berkelanjutan masih menghadapi tantangan yang cukup berat.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar