Haluannews Ekonomi – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan kecaman keras terhadap Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), Jerome Powell. Amarah Trump ini dipicu oleh keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan dalam rapat kebijakan moneter Mei 2025. Hal ini menimbulkan spekulasi luas di pasar keuangan global, terutama mengenai dampak "Trump effect" terhadap suku bunga selanjutnya. Video yang beredar di Haluannews.id menampilkan detail peristiwa ini dan analisis mendalam mengenai implikasinya.
Related Post
Kekecewaan Trump terhadap kebijakan The Fed bukanlah hal baru. Ia berulang kali mendesak Powell untuk menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi AS. Namun, The Fed tampaknya tetap berpegang pada strategi yang lebih hati-hati, mempertimbangkan faktor inflasi dan stabilitas ekonomi jangka panjang. Keputusan mempertahankan suku bunga ini memicu pertanyaan besar: akankah tekanan politik dari Trump mampu mengubah arah kebijakan moneter The Fed?
Analis ekonomi berpendapat, reaksi keras Trump berpotensi menciptakan ketidakpastian di pasar. Investor akan mencermati setiap pernyataan Trump dan langkah-langkah yang mungkin diambilnya untuk mempengaruhi kebijakan The Fed. Dampaknya bisa meluas ke pasar global, termasuk Indonesia, mengingat pengaruh AS yang signifikan terhadap perekonomian dunia. Ketidakpastian ini bisa berdampak pada investasi, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi global.
Meskipun The Fed hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mengubah kebijakannya karena tekanan politik, tekanan dari Trump tetap menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Pertanyaannya sekarang adalah, seberapa jauh Trump akan menekan The Fed, dan apa dampaknya terhadap pasar keuangan global ke depannya? Saksikan video di Haluannews.id untuk analisis lebih lengkap mengenai situasi ini.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar