Haluannews Ekonomi – Jelang Lebaran, pengusaha tak hanya berjibaku dengan lonjakan permintaan dan operasional. Bayang-bayang ‘tamu tak diundang’ berupa organisasi masyarakat (ormas) yang meminta Tunjangan Hari Raya (THR) kembali menghantui. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia bahkan melaporkan banyak anggotanya mengalami intimidasi dari oknum ormas. Fenomena ini menjadi catatan penting bagi iklim investasi dan stabilitas ekonomi nasional.

Related Post
Di sisi lain, pergerakan ekonomi menunjukkan sinyal positif. Peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada 20 Maret lalu, diharapkan mampu mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Hal ini sejalan dengan peningkatan permintaan investor terhadap instrumen investasi aman seperti emas dan obligasi, menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Minat investor yang meningkat ini mengindikasikan adanya kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia.

Di luar negeri, China memberikan sentuhan unik dalam kebijakan sosialnya. Provinsi Hohhot di Mongolia memberikan subsidi anak, termasuk susu gratis bagi ibu-ibu baru. Kebijakan ini menarik perhatian, mengingat fokus pemerintah China terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Perbandingan kebijakan ini dengan kondisi di Indonesia, khususnya terkait perlindungan pekerja dan kesejahteraan masyarakat, patut menjadi bahan renungan.
Ketiga isu ini – tekanan ormas, geliat investasi, dan kebijakan sosial China – menunjukkan dinamika ekonomi yang kompleks menjelang Lebaran. Bagaimana pemerintah dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif sekaligus melindungi pengusaha dari praktik-praktik yang merugikan, menjadi tantangan yang perlu segera diatasi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar