Target Kredit dan DPK Bank Tahun 2024 Terancam!

Target Kredit dan DPK Bank Tahun 2024 Terancam!

Haluannews Ekonomi – Sejumlah bank di Indonesia pesimistis dapat mencapai target pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sesuai rencana bisnis bank (RBB) tahun 2024. Hal ini terungkap dalam Laporan Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) triwulan IV-2024. Pesimisme ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan kelas menengah ke bawah yang masih terbatas, sehingga pertumbuhan pendapatan melambat dan berdampak pada permintaan kredit serta pertumbuhan DPK. Persaingan suku bunga yang ketat antar bank juga menjadi faktor penghambat.

COLLABMEDIANET

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, menjelaskan bahwa kondisi saat ini adalah persaingan memperebutkan likuiditas. Tren suku bunga acuan yang mulai turun, namun diprediksi bertahan bahkan mungkin naik lagi, semakin memperketat persaingan. "Persaingan untuk memperoleh likuiditas di bank menjadi tidak mudah. Persaingan bunga, mau tidak mau, masih tetap terjadi," ujar Trioksa. Menurunnya daya beli masyarakat, terutama kelas menengah, semakin memperparah tantangan ini. Meskipun demikian, Trioksa menilai kinerja perbankan tahun 2024 masih tergolong cukup baik, meskipun lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Target Kredit dan DPK Bank Tahun 2024 Terancam!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), Efdinal Alamsyah, membenarkan adanya tantangan yang dihadapi perbankan hingga akhir tahun. Ia menyebutkan SOBP triwulan IV-2024 yang menunjukkan pesimisme beberapa bank merefleksikan tantangan ekonomi terkini. Untuk mencapai target RBB 2024, OK Bank mengoptimalkan pertumbuhan kredit di segmen strategis, berkolaborasi dengan fintech dan e-commerce, serta diversifikasi produk tabungan dengan insentif menarik. Mereka juga memperkuat layanan digital dan basis dana murah (CASA).

Beberapa bank telah merevisi target kinerja tahun 2024. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) merevisi target pertumbuhan laba menjadi sekitar 1%, turun signifikan dari target awal double digit (10%-11%). Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menjelaskan bahwa tekanan biaya pendanaan (cost of fund/CoF) akibat kenaikan suku bunga acuan menjadi penyebabnya. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. juga merevisi target pertumbuhan kredit, menetapkan target yang lebih moderat di kisaran 10%-12% secara tahunan.

Pada September 2024, pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 10,85% yoy (year on year) menjadi Rp7.579,25 triliun, sementara simpanan berjangka rupiah dan valuta asing tumbuh 4,6% yoy. Simpanan berjangka perorangan bahkan mengalami penurunan. Kondisi ini menunjukkan tantangan nyata yang dihadapi sektor perbankan Indonesia dalam mencapai target tahun 2024.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar