Strategi Cerdik Emiten: Buyback Saham di Tengah Badai IHSG!

Strategi Cerdik Emiten: Buyback Saham di Tengah Badai IHSG!

Haluannews Ekonomi – Fenomena buyback saham tengah marak di bursa efek Indonesia. Sejumlah emiten besar, di antaranya BRI, Mandiri, BNI, CIMB Niaga, OCBC NISP, Japfa, Matahari Department Store, Avia Avian, dan Nusantara Sejahtera Raya, telah menyatakan niat untuk melakukan pembelian kembali saham mereka. Langkah ini diambil di tengah gejolak IHSG dan penurunan harga saham yang signifikan. Apakah ini sinyal positif atau justru sebaliknya?

COLLABMEDIANET

Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, memberikan analisisnya kepada Haluannews.id. Menurutnya, maraknya aksi buyback menunjukkan adanya pergeseran strategi perusahaan. Emiten lebih mengandalkan pendapatan dari fungsi treasury ketimbang laba organik dari sektor usaha inti. "Daya dorong ke perekonomian pun terkonfirmasi tak menjadi pilihan utama," tegas Yanuar.

Strategi Cerdik Emiten: Buyback Saham di Tengah Badai IHSG!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Situasi ini diperparah oleh volatilitas IHSG yang mencapai 34% per tahun. Yanuar menjelaskan, volatilitas tinggi ini menciptakan peluang bagi emiten, khususnya yang memiliki portofolio besar seperti hedge fund, untuk merealisasikan keuntungan dari akumulasi saham yang mereka miliki. "Dengan volatilitas tinggi, buyback memungkinkan mereka untuk menjual saham dan meraih keuntungan dari selisih harga (trading gain)," imbuhnya. Strategi ini, meskipun menekan harga saham, justru menguntungkan investor dengan portofolio besar.

Meskipun sebagian besar rencana buyback masih akan dibahas dalam RUPS, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mempertimbangkan kebijakan baru yang memungkinkan buyback dilakukan tanpa perlu menunggu persetujuan RUPS. Langkah ini dipertimbangkan setelah sejumlah konglomerat mengusulkan opsi tersebut sebagai respons terhadap penurunan tajam IHSG yang sempat menyentuh level terendah dalam tiga tahun terakhir di angka 6.200. Deputi Komisioner Pengawasan Pengelola Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara, menyatakan bahwa OJK tengah menunda implementasi short selling dan mengkaji relaksasi aturan buyback sebagai upaya mengurangi tekanan terhadap IHSG.

Kesimpulannya, aksi buyback yang masif ini menjadi cerminan strategi adaptasi emiten di tengah kondisi pasar yang bergejolak. Apakah ini pertanda positif atau negatif bagi perekonomian? Waktu yang akan menjawabnya.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar