Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini. Data Refinitiv menunjukkan, pada Kamis (23/10/2025) pukul 09.05 WIB, rupiah berada di level Rp16.635 per dolar AS, melemah 0,39%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan penguatan tipis 0,09% yang terjadi pada perdagangan Rabu kemarin.
Related Post
Pelemahan rupiah kali ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri. Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin menjadi salah satu faktor yang diperhatikan pelaku pasar. Keputusan ini mengakhiri tren penurunan suku bunga yang telah berlangsung selama tiga bulan berturut-turut.
Selain itu, sentimen eksternal juga turut membebani pergerakan rupiah. Kabar terbaru dari perang dagang antara AS dan China, termasuk potensi pembatasan ekspor produk AS ke China yang menggunakan perangkat lunak buatan AS, menambah ketidakpastian di pasar.
Situasi shutdown pemerintah AS yang memasuki hari ke-22 juga menjadi perhatian investor global. Belum adanya tanda-tanda kesepakatan antara Partai Demokrat dan Republik terkait anggaran pemerintah semakin memperpanjang ketidakpastian dan berpotensi mempengaruhi sentimen pasar. Para analis ekonomi Haluannews.id menilai, pelemahan rupiah ini perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada stabilitas ekonomi nasional.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar