Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan signifikan pada perdagangan hari ini, Kamis (17/7/2025), setelah Bank Indonesia (BI) mengambil kebijakan pemangkasan suku bunga. Sentimen negatif dari ketidakpastian ekonomi global menjadi pemicu utama pelemahan mata uang Garuda ini, memaksa BI melakukan intervensi di pasar valuta asing.

Related Post
Pada pukul 11.22 WIB, kurs rupiah berada di level Rp 16.320 per dolar AS, menunjukkan pelemahan dibandingkan posisi pembukaan perdagangan di Rp 16.270 dan penutupan kemarin di Rp 16.265. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan pengamat ekonomi.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah sejalan dengan tren mata uang regional lainnya. Faktor utama yang membebani adalah ketidakpastian kebijakan tarif AS terhadap berbagai negara.
"Terutama dipengaruhi oleh masih terus berlanjutnya ketidakpastian sehubungan dengan perkembangan akhir kebijakan tariff Amerika kepada berbagai negara," ujar Erwin kepada Haluannews.id.
Selain itu, ketegangan antara Presiden AS saat itu dengan Ketua The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, juga turut memperkeruh sentimen pasar. Isu mengenai potensi pemecatan Powell, meskipun telah dibantah, tetap menjadi perhatian investor.
Menghadapi tekanan eksternal ini, BI mengambil langkah-langkah stabilisasi melalui intervensi di berbagai pasar. "Bank Indonesia melakukan langkah-langkah stabilisasi melalui intervensi di pasar offshore, pasar spot melalui transaksi NDF, di pasar domestik melalui transaksi spot dan DNDF serta pembelian SBN di pasar sekunder," tegas Erwin. Intervensi ini bertujuan menjaga pergerakan rupiah tetap sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia.
Pelemahan rupiah ini menjadi tantangan tersendiri bagi stabilitas ekonomi nasional. BI diharapkan terus memantau perkembangan global dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar