Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan penguatan pada perdagangan Kamis (8/5/2025), ditutup di level Rp16.490/US$. Penguatan sebesar 0,24% ini berhasil memutus tren pelemahan tiga hari berturut-turut. Hal ini terjadi di tengah sejumlah faktor makro ekonomi yang cukup dinamis.
Related Post
Data dari Refinitiv menunjukkan, penguatan rupiah terjadi meskipun indeks dolar AS (DXY) mengalami apresiasi 0,41%, mencapai angka 100,02 pada pukul 15:01 WIB. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (7/5/2025) di level 99,61. Penguatan dolar AS sendiri didorong oleh sikap Federal Reserve (The Fed) yang cenderung wait and see terkait pemangkasan suku bunga, serta pernyataan Presiden Trump mengenai kesepakatan perdagangan besar.
Di sisi lain, pengumuman Bank Indonesia (BI) terkait cadangan devisa (cadev) juga turut menjadi sorotan. BI melaporkan cadev per akhir April 2025 sebesar US$152,5 miliar, mengalami penurunan tajam sebesar US$4,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini, menurut rilis resmi BI yang dikutip Haluannews.id, disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons terhadap ketidakpastian pasar keuangan global.
Meskipun cadangan devisa mengalami penurunan, pergerakan rupiah menunjukkan resiliensi. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar masih mencermati berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter domestik dan global. Pergerakan rupiah ke depan akan tetap dipengaruhi oleh dinamika global dan domestik, sehingga perlu dipantau secara cermat.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar