Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali perkasa pada perdagangan Jumat (16/5/2025). Rupiah berhasil menguat hingga ke level Rp 16.450/US$, atau mengalami apresiasi 0,36% dibandingkan penutupan sebelumnya. Penguatan ini bahkan mendorong rupiah melewati level psikologis Rp 16.500/US$. Kinerja positif rupiah ini didorong oleh beberapa faktor kunci di pasar global.

Related Post
Data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan perlambatan pertumbuhan penjualan eceran pada April. Penjualan eceran hanya naik tipis 0,1% setelah kenaikan revisi 1,7% pada Maret. Angka ini berada di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan penjualan tetap stagnan. Perlambatan ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi dan dampak kebijakan proteksionis AS, termasuk tarif impor. Hal ini diperkuat oleh penurunan indeks harga produsen (PPI) sebesar 0,5% pada bulan yang sama. Meskipun klaim pengangguran mingguan tetap stabil di angka 229.000, kelemahan permintaan konsumen menjadi sorotan utama.

Thierry Wizman, ahli strategi valas dan suku bunga global di Macquarie, New York, menilai perlambatan ini bukan hanya dampak tarif, tetapi juga indikasi melemahnya daya beli konsumen AS. Ia memprediksi kuartal II akan menjadi periode yang lemah bagi pertumbuhan ekonomi AS.
Di sisi lain, komentar Ketua The Fed, Jerome Powell, yang cenderung netral terhadap kebijakan moneter, juga turut mempengaruhi pasar. Powell menekankan perlunya evaluasi ulang terhadap elemen-elemen kunci seperti lapangan kerja dan inflasi dalam menentukan kebijakan moneter. Hal ini mengurangi ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
Meskipun sempat terjadi peningkatan ketegangan perdagangan AS-China sebelumnya, kesepakatan jeda 90 hari pada sebagian besar tarif telah meredakan kekhawatiran resesi global. Beberapa lembaga keuangan besar, seperti Goldman Sachs, JPMorgan, dan Barclays, bahkan telah menurunkan perkiraan resesi AS dan pelonggaran kebijakan The Fed. Dolar AS sendiri melemah 0,24% di level 100,63 pada perdagangan awal Jumat.
Penguatan rupiah ini menjadi kabar baik bagi perekonomian Indonesia. Namun, tetap perlu diwaspadai potensi volatilitas pasar yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor global.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar