Haluannews Ekonomi – Rupiah kembali terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (12/3/2025), ditutup melemah 0,24% di level Rp16.440/US$. Pelemahan ini melanjutkan tren negatif kemarin yang mencapai 0,4%, di tengah sentimen negatif dari AS terkait perang dagang dan antisipasi rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS. Haluannews.id mencatat, indeks dolar AS (DXY) pun ikut menguat 0,33% ke angka 103,64, naik dari posisi sebelumnya di 103,29.
Related Post
Sentimen eksternal, khususnya dari AS, menjadi biang keladi pelemahan rupiah. Presiden AS, Donald Trump, kembali memanaskan perang dagang dengan Kanada, mengancam menggandakan tarif baja dan aluminium impor dari negara tersebut menjadi 50%. Ancaman ini, meskipun kemudian diredam dengan tawaran negosiasi, sempat mengguncang pasar keuangan dan memicu kekhawatiran inflasi. Situasi diperparah oleh rencana pemerintah Ontario, Kanada, untuk mengenakan biaya tambahan 25% pada listrik ke AS, kecuali Trump mencabut ancaman tarifnya.
Pasar juga menanti rilis data IHK AS malam ini. Ekspektasi penurunan IHK dari 3% menjadi 2,9% year on year (yoy) untuk Februari 2025 masih menyisakan ketidakpastian. Jika IHK AS tetap jauh dari target The Fed di 2%, DXY berpotensi tetap tinggi, menekan rupiah lebih lanjut.
Meskipun rupiah terkoreksi, Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray, optimistis pasar akan kembali normal dan mengikuti pergerakan DXY dan UST 10 tahun.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar