Haluannews Ekonomi – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali mencatatkan rekor terburuk sepanjang sejarah. Pada perdagangan Jumat (28/2/2025), rupiah anjlok hingga 0,79% ke level 16.575 per USD. Kondisi ini mencerminkan pelemahan yang signifikan dan menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan domestik. Haluannews.id mencatat, penurunan ini terjadi seiring dengan tekanan yang juga dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Related Post
Pelemahan rupiah yang drastis ini menjadi sorotan utama bagi pelaku pasar. Analis memprediksi berbagai faktor menjadi penyebabnya, mulai dari sentimen global hingga kondisi ekonomi domestik. Situasi ini tentu saja memicu spekulasi dan menimbulkan pertanyaan besar terkait langkah-langkah yang akan diambil pemerintah dan Bank Indonesia untuk meredam gejolak di pasar valuta asing.

Kondisi ini semakin diperparah dengan masih belum pulihnya kondisi ekonomi global pasca pandemi. Ketidakpastian geopolitik dan inflasi global yang tinggi juga turut memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Para pelaku usaha pun dihadapkan pada tantangan yang semakin berat, mengingat tingginya biaya impor yang berpotensi meningkatkan harga barang dan jasa di dalam negeri.
Ke depan, perlu strategi yang komprehensif untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Penguatan fundamental ekonomi domestik, peningkatan daya saing ekspor, dan kebijakan moneter yang tepat sasaran menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini. Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan mampu mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mencegah pelemahan rupiah yang lebih dalam dan melindungi perekonomian nasional dari dampak negatifnya. Saksikan perkembangan terkini melalui siaran Breaking News Haluannews.id.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar