Haluannews Ekonomi – Pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang menembus level Rp 16.575/US$, dan anjloknya IHSG hingga ke angka 6.300,14 pada perdagangan Jumat (28/2/2025), telah memicu kekhawatiran di pasar. Namun, pemerintah memastikan tetap fokus pada penguatan fundamental ekonomi jangka panjang.
Related Post
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan terpengaruh oleh fluktuasi harian. "Kita melihatnya secara long term," ujar Airlangga saat ditemui di kantornya. Strategi pemerintah tetap pada memperkuat fondasi ekonomi agar mampu bertahan di tengah gejolak global. Menurutnya, fokus utama adalah mendorong fundamental ekonomi agar tetap kuat.
Data dari Refinitiv menunjukkan pelemahan rupiah mencapai 0,79% pada pukul 11:11 WIB, menjadi yang terburuk sepanjang sejarah. Kenaikan indeks dolar AS (DXY) ke angka 107,29 juga turut memberikan tekanan. Sementara itu, IHSG mencatatkan penurunan 185,3 poin atau 2,86%, memperpanjang tren negatif selama sebulan terakhir hingga 11,38%. Penurunan ini mengingatkan kembali pada situasi pasar saham Februari 2020.
Meskipun pasar saham mengalami guncangan signifikan, pemerintah menekankan pentingnya melihat kondisi ekonomi secara menyeluruh dan jangka panjang. Langkah-langkah strategis untuk memperkuat fundamental ekonomi diharapkan dapat meredam dampak negatif dari sentimen global. Pemerintah optimistis bahwa langkah-langkah tersebut akan mampu menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar