Haluannews Ekonomi – PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pemegang waralaba KFC dan Taco Bell, menorehkan kerugian bersih yang mengejutkan. Laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2024 menunjukkan kerugian bersih mencapai Rp 796,71 miliar, melonjak 91,67% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menjadi pukulan telak bagi emiten makanan cepat saji tersebut, di tengah upaya efisiensi yang telah dilakukan.

Related Post
Pendapatan FAST anjlok 17,84% (yoy) menjadi Rp 4,87 triliun. Penurunan terjadi di semua lini, mulai dari penjualan makanan dan minuman hingga jasa antar. Meskipun beban pokok penjualan juga turun 10,33% (yoy) menjadi Rp 2,03 triliun, hal ini tak cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian besar. Penghasilan keuangan pun merosot tajam hingga 49,32% (yoy).

Upaya efisiensi yang dilakukan FAST, seperti penutupan 47 gerai (total gerai tersisa 715) dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 2.883 karyawan (sisa 13.106 karyawan), ternyata belum mampu membendung kerugian. Total aset perusahaan juga menyusut menjadi Rp 3,53 triliun, bahkan liabilitas jangka pendek melebihi aset lancar sebesar Rp 1,67 triliun. Kondisi ini membuat FAST gagal memenuhi rasio keuangan untuk pinjaman bank.
Dalam laporan keuangannya, FAST menuding situasi pasar yang memburuk akibat krisis Timur Tengah dan melemahnya daya beli masyarakat sebagai penyebab utama kerugian besar ini. Manajemen FAST menyatakan telah melakukan berbagai langkah strategis untuk mengatasi masalah ini, termasuk optimasi operasional, pengurangan biaya, digitalisasi, restrukturisasi organisasi, dan penundaan proyek-proyek non-esensial. Upaya efisiensi rantai pasok dan pengelolaan persediaan juga menjadi fokus perusahaan.
Namun, pertanyaan besar tetap muncul: apakah langkah-langkah efisiensi yang telah dilakukan sudah cukup untuk membalikkan keadaan? Tantangan ke depan bagi FAST tampaknya masih berat, mengingat kondisi ekonomi makro yang masih belum menentu. Investor dan publik tentunya menantikan strategi lanjutan yang lebih komprehensif dari manajemen FAST untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar