Haluannews Ekonomi – Indonesia berpotensi menghadapi resesi ekonomi akibat sejumlah faktor global, salah satunya kebijakan kenaikan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebesar 32%. Dampaknya tak hanya pada indikator makro ekonomi, tetapi juga daya beli masyarakat. Himawan Adhi, perencana keuangan, memberikan tips cerdas mengelola keuangan agar tetap aman saat resesi.

Related Post
Pertama, siapkan dana darurat. Meskipun terlambat, dana darurat sangat penting. "Usahakan dana darurat 6-24 kali pengeluaran rata-rata keluarga, disimpan di rekening yang mudah diakses," ujar Himawan. Ini sebagai benteng pertahanan selama masa sulit.

Kedua, siapkan dana likuiditas sekitar 15% dari kekayaan bersih. Dana ini berfungsi sebagai cadangan jika dana darurat kurang dan sebagai peluang investasi. Himawan mencontohkan seorang temannya yang berhasil membeli properti dengan harga jauh lebih murah berkat dana likuiditasnya.
Ketiga, diversifikasi kekayaan. Untuk tabungan Rp 20 juta, contohnya alokasikan 40% ke logam mulia, 30% valuta asing (dolar AS), 15% rupiah, dan sisanya uang tunai. Alokasi ini berbeda jika dana yang dimiliki lebih besar, misalnya Rp 10 miliar, di mana properti bisa menjadi pilihan investasi utama.
Terakhir, lunasi utang secepat mungkin, terutama KPR, karena bunga kredit diperkirakan akan meningkat. Siapkan juga asuransi untuk melindungi diri dari risiko kesehatan dan finansial. "Agar pengeluaran bulanan tidak terbebani jika terjadi hal tak terduga," pungkas Himawan. Dengan strategi ini, Anda bisa meminimalisir risiko jatuh miskin saat resesi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar