Haluannews Ekonomi – Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), industri pinjaman online (pinjol) di Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, outstanding pembiayaan pada platform Peer-to-Peer (P2P) lending hingga Oktober 2024 melonjak 29,23% secara tahunan, mencapai angka fantastis Rp 75,02 triliun. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, dalam konferensi pers virtual, Jumat (13/12). Agusman menambahkan, jika dibandingkan dengan September 2024, pertumbuhannya mencapai 33,73% secara tahunan. Menariknya, tingkat risiko kredit macet (TWP90) tetap terjaga stabil di angka 2,37%.

Related Post
Pertumbuhan sektor ini tidak hanya terlihat pada P2P lending. Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) juga mengalami peningkatan pesat, dengan pertumbuhan pembiayaan mencapai 63,89% secara tahunan, atau setara dengan Rp 8,41 triliun. Meskipun demikian, Non-Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,76%.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, memperkirakan lonjakan permintaan pembiayaan pinjol akan semakin tajam pada Desember 2024. Menurutnya, momentum Nataru akan menjadi katalis utama peningkatan permintaan pinjaman daring. "Impact Nataru akan terasa di bulan November-Desember dan puncaknya di bulan Desember," ujar Nailul kepada Haluannews.id. Ia bahkan meyakini, tren penurunan daya beli masyarakat justru akan mendorong peningkatan permintaan pembiayaan pinjol. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat menjelang libur Nataru tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini.










Tinggalkan komentar