Haluannews Ekonomi – Anjloknya pasar modal justru dilihat sebagai peluang emas oleh para investor kawakan seperti Warren Buffett dan Robert Kiyosaki. Berbeda dengan sebagian besar investor yang panik, kedua tokoh ini justru memberikan pandangan yang unik dan menarik bagi para pelaku pasar.

Related Post
Bagi Warren Buffett, sang Oracle of Omaha, fluktuasi harga saham jangka pendek tak perlu dikhawatirkan investor jangka panjang. Dalam wawancara tahun 2015 dengan The Street, Buffett menegaskan, "Jika Anda khawatir tentang koreksi, Anda seharusnya tidak memiliki saham. Kesalahan besar menganggap saham sebagai sesuatu yang naik-turun dan harus diperhatikan fluktuasinya." Menurutnya, kunci sukses investasi adalah membeli aset yang disukai dengan harga yang tepat, lalu menahannya dalam jangka panjang (20 tahun). Ia menyarankan pendekatan sederhana: diversifikasi portofolio dengan reksadana indeks berbiaya rendah sebagai strategi paling praktis.

Berbeda dengan Buffett yang menekankan value investing dan investasi jangka panjang, Robert Kiyosaki, penulis buku best-seller "Rich Dad Poor Dad", melihat pasar yang jatuh sebagai ladang emas bagi yang berani. Melalui platform X, Kiyosaki menyatakan kegembiraannya atas penurunan pasar, menyebutnya sebagai kesempatan untuk mengakumulasi Bitcoin, emas, dan perak. Ia mengajak investor untuk tetap tenang dan berani berinvestasi saat orang lain panik dan menjual asetnya. "Kejatuhan adalah saat yang berani menjadi kaya, dan yang pengecut menjadi miskin," tulis Kiyosaki. Pandangan ini sejalan dengan ajaran "Ayah Kaya" yang selalu ia tekankan.
Kedua investor legendaris ini memberikan perspektif yang berbeda namun sama-sama menarik. Buffett menyarankan pendekatan konservatif dengan diversifikasi dan investasi jangka panjang, sementara Kiyosaki mendorong keberanian dan memanfaatkan momentum pasar yang sedang anjlok. Keduanya sepakat bahwa pasar yang bergejolak menyimpan peluang besar bagi mereka yang memiliki strategi dan keberanian yang tepat. Namun, perlu diingat bahwa setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda, sehingga strategi investasi yang tepat perlu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar