Haluannews Ekonomi – Siapa sangka, aktivitas memancing di Laut Jawa bisa berbuah manis hingga ratusan miliar rupiah? Seorang nelayan asal Cirebon, pada tahun 2003, mengalami kejadian tak terduga saat menjaring ikan di sekitar 70 km dari pantai, dengan kedalaman 50 meter. Jaringnya terasa lebih berat dari biasanya, dan bukan ikan yang didapatnya, melainkan keramik-keramik kuno.
Related Post
Penemuan ini ternyata membuka tabir harta karun bawah laut yang luar biasa. Setelah diteliti, keramik tersebut merupakan bagian dari muatan kapal karam yang diperkirakan berasal dari era Dinasti Tang, abad ke-9 hingga ke-10 Masehi. Bukan hanya keramik, penelitian lebih lanjut oleh Pusat Arkeologi Nasional dan peneliti internasional seperti Michael S. Krzemnick dkk, mengungkap keberadaan 12.000 mutiara bernilai tinggi, ribuan permata, dan emas dalam bangkai kapal tersebut. Haluannews.id mengutip pemberitaan Detik.com (3 April 2012) yang menaksir total nilai harta karun tersebut mencapai Rp 720 miliar.
Temuan ini pun mengungkap rute perdagangan maritim pada masa lampau. Keramik-keramik tersebut berasal dari China, namun kapal pengangkutnya diduga berasal dari Nusantara. Rekonstruksi arkeologis menunjukkan kesamaan temuan keramik di Cirebon dengan temuan di Sumatera Selatan, khususnya di wilayah Kesultanan Palembang. Hal ini mengindikasikan kapal tersebut mungkin mengangkut keramik China yang diperdagangkan di Sumatera Selatan menuju Pantai Utara Jawa bagian timur, sebelum akhirnya karam di perairan Cirebon.
Kejadian ini lantas dikenal dalam sejarah sebagai Cirebon Wreck, menjadi salah satu penemuan harta karun arkeologi bawah laut terbesar di awal abad ke-21. Kisah nelayan Cirebon ini menjadi bukti betapa laut menyimpan misteri dan kekayaan yang tak terduga, sekaligus mengungkap jejak sejarah perdagangan maritim yang sangat menarik.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar