Lamborghini Polisi & Bangkrutnya Negara Terkaya!

Lamborghini Polisi & Bangkrutnya Negara Terkaya!

Haluannews Ekonomi – Siapa sangka, negara terkaya di dunia pernah kolaps karena gaya hidup mewah aparat kepolisiannya? Kisah ini bukan fiksi, melainkan realita pahit yang dialami Nauru, negara kepulauan di Samudra Pasifik. Negara yang dulunya dipuji karena pendapatan per kapita yang mengalahkan negara-negara Arab kaya minyak ini, kini menjadi pelajaran berharga tentang pengelolaan kekayaan negara.

COLLABMEDIANET

Ekonomi Nauru selama berpuluh tahun bergantung pada tambang fosfat, komoditas berharga untuk pupuk. Eksploitasi besar-besaran oleh Inggris, Australia, dan Selandia Baru sejak awal 1900-an, berlanjut hingga Nauru merdeka pada 1968. Setelah merdeka, pendapatan melimpah ruah. Laporan The New York Times tahun 1982 menggambarkannya sebagai negara terkaya dan terkecil di dunia. Kemakmuran ini terlihat dari pembelian mobil mewah seperti Lamborghini oleh seorang kepala polisi, ironisnya mobil tersebut tak muat dikendarainya! Ferrari dan mobil mewah lainnya pun membanjiri jalanan Nauru, meskipun hanya ada satu jalan beraspal dengan batas kecepatan 25 mph.

Lamborghini Polisi & Bangkrutnya Negara Terkaya!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Kemakmuran ini menciptakan "negara kesejahteraan" dengan layanan gratis seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Namun, di balik itu, kekayaan fosfat lebih banyak dinikmati segelintir orang. Bukti-bukti mobil mewah terbengkalai di pinggir jalan, seperti yang didokumentasikan oleh YouTuber Ruhi Çenet, menjadi saksi bisu kemewahan masa lalu.

Habisnya cadangan fosfat di tahun 1990-an membuat ekonomi Nauru runtuh. Pengeluaran negara yang tak terkendali dan gaya hidup mewah tak mampu diimbangi dengan pendapatan yang menyusut drastis. Upaya mencari pendapatan alternatif dengan menjadi surga pajak justru mengundang masalah. Nauru menjadi tempat pencucian uang mafia Rusia, hingga akhirnya ditetapkan sebagai negara pencucian uang oleh Departemen Keuangan AS pada 2002. Australia pun turun tangan memberikan bantuan keuangan, dengan imbalan Nauru menjadi tempat penampungan pencari suaka.

Ironisnya, di balik kisah kejayaan dan kehancuran ini, Nauru juga menghadapi masalah kesehatan masyarakat, dengan tingkat obesitas dan merokok yang sangat tinggi. Kisah Nauru menjadi bukti nyata betapa pentingnya pengelolaan sumber daya alam dan keuangan negara yang bijak, serta bahaya gaya hidup konsumtif yang tak terkendali.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar