Haluannews Ekonomi – Gelombang disrupsi di sektor keuangan kembali mengguncang dunia. Kali ini, Brasil menjadi sorotan setelah bank sentralnya, Banco Central do Brasil (BCB), mengumumkan fitur baru yang berpotensi menghancurkan dominasi kartu kredit. Fitur pembayaran cicilan melalui sistem pembayaran instan Pix, yang akan diluncurkan September mendatang, diprediksi akan menjadi ancaman serius bagi industri kartu kredit di negara tersebut.
Related Post
Kehadiran Pix Parcelado, demikian fitur tersebut dinamai, akan memungkinkan konsumen membayar transaksi secara mencicil melalui platform Pix. Hal ini dinilai sebagai ancaman serius bagi industri kartu kredit karena pembayaran cicilan selama ini menjadi daya tarik utama kartu kredit. "Fitur ini berpotensi meningkatkan penggunaan Pix di ritel untuk pembelian bernilai tinggi, yang menguntungkan mereka yang tidak memiliki akses ke opsi kredit tradisional," ungkap pernyataan resmi BCB yang dikutip Haluannews.id dari Reuters.
Sistem ini menawarkan keuntungan ganda. Pedagang akan menerima pembayaran penuh secara instan, sementara pembeli dapat mencicil pembayarannya. Meskipun BCB belum merinci teknis dan biaya operasionalnya, potensi dampaknya terhadap pangsa pasar kartu kredit sudah terlihat jelas. Pix, yang diluncurkan pada 2020, telah menjadi metode pembayaran paling populer di Brasil. Dengan tambahan fitur cicilan ini, dominasi Pix diprediksi akan semakin kokoh.
BCB juga punya rencana jangka panjang untuk memperkuat ekosistem Pix. Pada 2026, mereka berencana untuk memungkinkan piutang Pix digunakan sebagai agunan kredit. Langkah ini bertujuan untuk menekan biaya pinjaman, terutama bagi bisnis yang intensif menggunakan Pix. Namun, BCB menegaskan bahwa fitur tambahan ini tidak akan mengubah cara individu menggunakan Pix.
Ancaman ini menjadi sinyal kuat bagi industri kartu kredit global. Keberhasilan Pix Parcelado di Brasil berpotensi memicu adopsi model serupa di negara lain, dan menggeser peta persaingan di sektor pembayaran digital. Apakah ini tanda-tanda kiamat kartu kredit? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar