Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan prestasi gemilang pada sesi I perdagangan Jumat (2/5/2025), menguat 0,34% dan menetap di level 6.789,49. Pergerakan positif ini diiringi oleh aktivitas perdagangan yang cukup signifikan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,09 triliun yang melibatkan 11,81 miliar saham dalam 688.586 kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun tercatat mencapai Rp 11.811,84 triliun. Dari 790 saham yang diperdagangkan, 298 saham berhasil menanjak, 309 saham terkoreksi, dan 193 saham lainnya stagnan.

Related Post
Sektor properti menjadi bintang utama dalam pergerakan IHSG hari ini, memimpin penguatan dengan kenaikan signifikan 2,64%. Kenaikan ini disusul oleh sektor bahan baku (1,83%), energi (0,8%), dan utilitas (0,71%). Hampir seluruh sektor berhasil menghijau, menandakan sentimen positif yang mendominasi pasar.

Beberapa saham unggulan turut berkontribusi besar pada penguatan IHSG. TPIA menjadi kontributor utama dengan sumbangan 10,72 poin indeks. Saham-saham perbankan juga menunjukkan performa yang solid, dengan BMRI menyumbang 5,29 poin indeks, BBCA 5,12 poin indeks, dan BBRI 3,06 poin indeks.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa secara historis, IHSG cenderung melemah pada bulan Mei dalam 10 tahun terakhir. Hanya pada tahun 2015 dan 2020 IHSG mencatatkan penguatan di bulan Mei. Penguatan IHSG yang signifikan pada Maret dan April 2025 menimbulkan spekulasi mengenai potensi koreksi pada bulan Mei ini, mengingat beberapa sentimen negatif yang berpotensi mempengaruhi pasar saham.
Salah satu sentimen tersebut adalah kontraksi ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal pertama 2025 sebesar 0,3%, sebagaimana dilaporkan oleh Departemen Perdagangan AS. Penurunan ini disebabkan oleh lonjakan impor di awal masa jabatan kedua Presiden Donald Trump, yang dipicu oleh perang dagang yang berpotensi merugikan. Perlambatan belanja konsumen dan penurunan tajam pengeluaran federal juga menjadi faktor penyebab. Laporan ini memberikan sinyal campuran bagi The Federal Reserve (The Fed) menjelang pertemuan kebijakannya minggu depan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar