Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Senin (3/1/2025) dengan kinerja impresif. Lonjakan signifikan sebesar 1,6% mengantarkan IHSG ke level 6.370,79, sebuah rebound tajam setelah ambruknya pasar pada akhir pekan lalu. Dalam dua menit pertama perdagangan, nilai transaksi telah mencapai Rp 1,03 triliun, melibatkan 1,14 miliar saham dalam 59 ribu kali transaksi. Fenomena ini menunjukkan optimisme investor yang kembali bergeliat.

Related Post
Dari 444 saham yang diperdagangkan, 277 saham mencatatkan kenaikan, sementara hanya 97 saham yang berada di zona merah. Sisanya, 171 saham stagnan. Beberapa menit setelah pembukaan, IHSG bahkan menorehkan kenaikan hingga 1,86%. Seluruh sektor kompak menguat, dengan sektor keuangan memimpin pergerakan positif. Saham-saham blue chip turut berkontribusi signifikan dalam penguatan IHSG hari ini.

Kenaikan IHSG hari ini menjadi penyejuk setelah kinerja buruk pekan lalu. Penutupan perdagangan Jumat kemarin mencatat penurunan tajam sebesar 3,31%, membawa IHSG ke level terendah sejak September 2021 di angka 6.270,60. Penurunan ini memperpanjang tren negatif sepanjang tahun 2025 yang telah mencapai 11,43%. Kondisi ini beriringan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp16.575/US$, melemah 0,79% dalam sehari dan 1,69% dalam sepekan.
Sejumlah sentimen domestik dan global akan mewarnai pergerakan pasar keuangan Indonesia sepanjang pekan ini. Data PMI Manufaktur Januari 2025 yang berada di zona ekspansif (51,9) dan data IHK Februari 2025 yang diproyeksikan mengalami deflasi bulanan (-0,04%) serta inflasi tahunan (0,64%) menjadi sorotan. Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, mencatat bahwa diskon tarif listrik 50% berkontribusi pada potensi deflasi, meskipun kenaikan harga cabai dan emas turut mempengaruhi angka inflasi. Ia memprediksi peningkatan tekanan inflasi menjelang Ramadhan dan Lebaran.
Sentimen global juga patut diperhatikan, termasuk data S&P Global Manufacturing PMI dan ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat yang diperkirakan masih berada di zona ekspansif. Rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas hari ini juga menjadi fokus perhatian, membahas strategi pencapaian pertumbuhan ekonomi dan tax ratio di tengah guncangan eksternal. Langkah pemerintah dalam mengantisipasi potensi risiko dan kebijakan baru untuk menghadapi ketidakpastian global akan menjadi kunci dalam menentukan arah IHSG ke depan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar